0
0
BLORA, WARTAJAVAINDO.COM-Kepala Dinnakikan Kabupaten Blora, drh. Gundala Wejasena melalui Kepala Bidang Kesehatan Dinnakikan drh. Tejo Yuwono mengemukakan pemeriksaan dan pengawasan peredaran bahan pangan asal hewan mendekati Idulfitri 1442H diintensifkan dilaksanakan di sejumlah pasar tradisional di kabupaten Blora.
Yaitu pasar Randublatung, Cepu, Todanan dan pasar Kunduran yang merupakan daerah perbatasan. Kemudian di pasar Blora dan Jepon.
“Adapun sampel yang diambil yaitu menggunakan pH meter untuk uji kesegaran daging, dan uji cepat keutuhan daging. Senin (3/5/2021) kemarin ke pasar Randublatung dan Jepon. Hari ini ke pasar Cepu,” kata drh. Tejo Yuwono, di Blora, Selasa (4/5/2021).
Keutuhan daging disini, lanjutnya, berarti tanpa ada campuran dengan daging lain seperti daging babi/celeng.
“Hasil yang kami dapatkan adalah pH antara 7-7.3 yang dikategorikan dengan daging segar. Sedang kan uji keutuhan, semuanya utuh tanpa campuran daging babi/celeng,” jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim kesehatan hewan Dinnakkikan Kabupaten Blora, tambahknya, tidak ada daging glonggong.
“Artinya, aman dikonsumsi,” kata dia.
Ia menyebut kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti surat edaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI mengenai pengawasan peredaran bahan pangan asal hewan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).
Sementara itu untuk ketersediaan bahan pangan asal hewan dan ikan dalam kategori aman/tercukupi.
Adapun ciri daging yang baik antara lain berbau segar (khas daging) tidak anyir, daging kenyal dan padat, warna merah, dan tidak mengandung air.
“Sedangkan ciri ikan yang segar, mata bening, insang merah, dan sisik masih lengkap. Untuk stok cukup,” ungkapnya.
Dikatakan, pihaknya rutin melakukan pemeriksaan hewan ternak sapi milik warga serta memberikan vitamin. Selain itu para peternak diimbau menjaga kebersihan kandang. Lilik Y/ Editor:Raja
(Sumber: TIM DINKOMINFO BLORA).
