BOYOLALI. WARTAJAVAINDO. COM -Jumlah pengungsi di Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali, terus bertambah. Warga dari wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III erupsi Gunung Merapi minta dievakuasi malam ini.
“Malam ini warga Dukuh Bakalan minta untuk diturunkan (dievakuasi), kita kirim empat mobil (untuk menjemput warga),” kata Kepala Desa Klakah, Marwoto, Kapada Tim Media Wartajavaindo,pada hari Rabu tanggal (11/11/2020)
Menurut Marwoto Kades Klakah, warga masyarakatnya minta dievakuasi ke TPPS karena sore tadi terjadi guguran di puncak Gunung Merapi yang saat ini berstatus Siaga dan Pihaknya pun langsung mengirimkan kendaraan untuk menjemputnya,
“Karena sore tadi ada guguran yang agak besar, warga sudah dikirim dgn empat mobil ini turun dan kondisi pada malam ini juga hujan,” jelas kades Klakah Marwoto.
Warga yang dievakuasi khususnya yang kelompok rentan yakni lansia dan anak-anak. Saat ini, menurut dia, sudah banyak balita yang dibawa turun dan
Sementara itu seorang pengungsi di TPPS Desa Klakah yang tengah hamil dirujuk ke Puskesmas Selo malam ini,Hal ini karena ibu hamil itu hendak melahirkan. Pengungsi tersebut berasal dari Dusun Sumber, Desa Klakah. Ibu hamil itu dibawa menggunakan ambulans menuju Puskesmas.
“Ibu hamil mau melahirkan di TPPS (Desa Klakah) kita rujuk ke Puskesmas Kecamatan Selo,” kata Kades Klakah Marwoto.
Terpisah ketika Tim Media Wartajavaindo meminta keterangan Ahmad Sopari petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) di Desa Jrakah Kecamatan Selo Boyolali.
Ahmad Sopari, mengatakan bahwa,” sore tadi memang terdengar suara guguran,Namun tidak terpantau secara visual sumber guguran tersebut karena tertutup kabut,” ulasnya.
Dan petugasPos PGM Jrakah lainnya, Tri Mujiyanto, menambahkan bahwa,
“Pada jam 13.12 wib (terjadi guguran) ke arah Kali Apu dan Kali Senowo, jarak (luncur) 800 meter. Bukan lava baru, tapi lava 1948,” Pungkas Tri Mujiyanto petugas pos PGM Jrakah.
(Reporter : Banu DM)