Sebanyak 1.294 Warga Dievakuasi karena Aktivitas Gunung Merapi Meningkat

0 0
Read Time:1 Minute, 35 Second

BOYOLALI. WARTAJAVAINDO. COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.294 warga telah dievakuasi ke 4 kabupaten lantaran aktivitas Gunung Merapi terus meningkat.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati kepada Tim Media Wartajavaindo mengatakan bahwa sebanyak 1.294 warga dievakuasi ke pengungsian di Boyolali, Magelang, Klaten dan Sleman.
Mereka yang dievakuasi sebagian besar merupakan kelompok rentan, seperti lanjut usia, anak-anak, balita, ibu hamil, disabilitas dan ibu menyusui,” terang Raditya jati pada hari Rabu tanggal (11/11/2020) malam.

Para warga yang paling banyak dievakuasi ke Kabupaten Magelang dengan total sebanyak 835 warga, Sleman sebanyak 203 warga, Boyolali sebanyak 133 warga, dan klaten sebanyak 123 warga. Mereka tersebar di Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan Tempat Evakuasi Akhir (TEA),” Jelas Raditya jati.

Masih menurut Raditya Jati, “Teman teman juga menjamin kebutuhan makanan dan minuman para warga terpenuhi. Para sukarelawan di lokasi evakuasi terus membantu untuk menyediakan kebutuhan pokok seperti sayuran, kemudian memasak makanan di dapur umum atau pun di mobil dapur lapangan. Pos pendukung di tempat penampungan juga selalu siap untuk memberikan pelayanan seperti pos kesehatan yang siaga 24 jam,” ungkapnya.

Raditya jati juga mengatakan bahwa,”Pihak pemerintah desa menyiapkan tidak hanya tempat, tetapi tenaga serta pelayanan kepada para warga yang harus dievakuasi. Ini menjadi bukti kuatnya sister village dalam konteks kebencanaan, warga dari suatu desa membantu warga desa lainnya,” ulas Raditya jati. ​

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kata Raditya jati, terus membantu pemerintah desa, kabupaten maupun provinsi untuk memenuhi kebutuhan warga.

Dalam upaya kesiapsiagaan maupun penanganan darurat, empat pemerintah daerah di tingkat kabupaten tersebut telah menetapkan status keadaan darurat, baik siaga maupun tanggap darurat. Status tersebut akan mempermudah BPBD dalam aksesibilitas sumber daya, maupun akuntabilitas dalam penyelenggaraan operasi tanggap darurat, “ujarnya.

Raditya mengatakan BPBD juga terus mengevaluasi apabila kondisi semakin kritis. Mulai dari jalur dan transportasi saat evakuasi, jalur dan peralatan komunikasi, maupun penerapan protokol kesehatan,” Pungkas Raditya Jati.

(Reporter: Media Wartajavaindo/ BANU DM)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *