7 Juni 2025

wartajavaindo.com

LUGAS | CEPAT | TERPERCAYA

RS Paru Dr Ario Wirawan Salatiga Dan Dinkes Grobogan Meresmikan Kampung Siaga Di Desa Nampu Karangrayungu

0 0
Read Time:2 Minute, 9 Second

GROBOGAN – WARTAJAVAINDO.COM, 24 Oktober 2020. Permasalahan Tuberculosis (TBC) bukan hanya menjadi masalah sektor kesehatan tapi juga faktor lingkungan yg tidak sehat di sekitar tempat tinggal. Pemerintah kabupaten Grobogan bekerja sama dengan RS Paru dr Ario Wirawan Salatiga mencanangkan Desa Sehat Bebas TBC (Sahabat) di Desa Nampu Kecamatan Karangrayung pada hari Jum’at tanggal 23 Oktober 2020.

Kepala Dinkes Grobogan dr Slamet Widodo MKes mengungkapkan bahwa, di Kabupaten Grobogan kasus penyakit TBC terbilang masih cukup tinggi. Pada 2019 tercatat ada 1.596 kasus yang diobati , dan terhitung dengan jumlah kematian akibat TBC sebesar 2 persen sehingga di bulan September tahun 2020, tercatat 905 kasus penyakit TBC dengan jumlah kematian 1,62 persen.

”Dengan jumlah tersebut. Keberhasilan pengobatan penyakit TBC mencapai angka lebih dari 90 persen yaitu sebesar 94,58 persen,”terang dr Slamet Widodo MKes.
Masih menurut dr Slamet Widodo, MKes,
diterangkan bahwa, sejak 2011 hingga 2020 ada sejumlah 78 kasus penyakit TBC resisten obat ditemukan dan 21 kasus di antaranya telah sembuh. Kemudian 18 kasus masih dalam pengobatan, namun sejumlah 35 kasus yang meninggal dunia.

Kasus penyakit TBC kebal obat (resisten) telah tersebar di sejumlah 24 wilayah puskesmas dari 30 puskesmas yang dimiliki Kabupaten Grobogan. ”Puskesmas Karangrayung 2 merupakan puskesmas dengan kasus TB Resisten obat terbesar yaitu adar 12 kasus dan 5 kasus di antaranya di Desa Nampu ini,” ungkap dr Slamet Widodo,Mkes.

Dengan tingginya kasus tersebut Dinas Kesehatan menggandeng OPD terkait bahu-membahu menurunkan angka kasus TBC. Sebab, faktor lingkungan seperti keadaan rumah yang kumuh dan tidak memilki ventilasi juga menjadi penyebab menyebarkan kasus penyakit TBC dengan cepat.

Di Desa Nampu, Dinkes Grobogan dan RS Paru dr Ario Wirawan melantik kader yang nantinya bertugas untuk melakukan tracing ketika menemukan kasus. Sehingga penyebaran bisa segera diatasi. Harapannya mampu menurunkan kasus dengan cepat.
”Temukan kasus, obati sampai sembuh. Karena obatnya berkesinambungan setiap hari tidak boleh berhenti selama enam bulan. Adanya desa sahabat ini dimaksud agar elinimasi TBC bisa terlihat dan terwujud. Kita lihat selama ini hanya pengobatan saja, aksinya dengan menemukan kasus secara aktif,” terang, Direktur Utama RS Paru dr Paru Ario Wirawan Salatiga Farida Widayati.

Kader tersebut nantinya juga melakukan pendampingan agar penderita rutin meminum obat. Lantaran efek sampingnya kalau tidak meminum, selain resisten maka dia akan sebagai penular.

”Makanya kami ikuti setiap hari, kalau ada keluhan bisa langsung menghubungi kami dan komunikasi dengan dokter. Perhatian lebih yang diperkukan mereka agar tidak putus obat. Targetnya 2024 kasus harus turun setengahnya. Karena sampai saat ini masih missing link. Karena orang yang positif tapi masih berkeliaran dan tidak ketahuan ini masih cukup banyak. Ini PR yang harus diselesaikan,” nya.

( Reporter : Banu DM)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *