Quick Count Pemilu Sarana Mengawal Proses Demokrasi

KENDAL – WARTAJAVAINDO, Lembaga Survey dan Riset Algoritma, adalah suatu lembaga yang di bentuk oleh para peneliti ( sarjana dan doktor ) karena idealisme dan visi yang sama.
Lembaga Algoritma ini didirikan salah satunya untuk mengawal agar proses demokrasi ( khususnya dalam konteks pemilu ) bisa berjalan secara efektif dan terkontrol dalam basic metodologi ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan.
Bertempat di Adila Resto (9/2) pada hari Sabtu Kemaren sekitar 40-an lebih para enumerator menghadiri acara “tehnical briefing” yang di selenggarakan oleh Lembaga Survey & Riset Algoritma, mulai pukul 10.00 pagi sampai selesai.
Ketika ditemui oleh awak media,Ahmad Iskandar yang bertugas sebagai Supervisor Cuick Count & Exit Poll di Kabupaten Kendal, mengatakan, bahwa acara kali ini adalah lanjutan setelah para enumerator di hari Jumat kemaren mengikuti presentasi lewat daring atau online tentang apa dan bagaimana survey atau penelitian quick Count dan exit poll itu, dan pada hari Sabtu ini dilanjutkan dengan technical briefing.
” Acara technical briefing ini diselenggarakan agar para enumerator yang menjadi “ujung tombak” dalam perhitungan cepat di pemilu 2024 kali ini,dapat memahami tentang bagaimana cara mengumpulkan data sampai dengan pelaporannya,” Kata Iskandar yang juga aktifis di lembaga Pattiro Semarang.
Adanya perhitungan cepat atau Cuick Count dimaksudkan untuk mengetahui hasil pemilu secara cepat ( dalam prosentase ), meski memang belum bisa di katakan hasil yang resmi, namun paling tidak hasilnya tidakkah terpaut jauh dari perhitungan resmi lewat KPU.
Banyak pihak yang optimis bahwa pemilu bisa berjalan dengan lancar,meski ada juga yang pesimis karena dilapangan beberapa “oknum” telah melakukan tindakan yang bisa menciderai proses berjalannya demokrasi.
Dalam akhir wawancaranya,Ahmad Iskandar berharap bahwa pemilu kali ini bisa berjalan secara jujur dan adil.
” Para aparatur,lembaga negara bisa menjalankan tupoksinya dengan baik,independent dan netral. Dinamika saat ini yang terjadi di lapangan sangat panas, karena ada keberpihakan dari aparat, pejabat terhadap calon tertentu, dan ini menimbulkan preseden yang buruk terhadap proses demokrasi,” Kata Iskandar yang kelahiran Tegal mengakhiri sesi wawancara.
(Arif)