PROSESI PEMASANGAN KUBAH UTAMA MASJID BAITUL MUTTAQIN KEPUK BANGSRI JEPARA

0 0
Read Time:2 Minute, 37 Second

Jepara – wartajavaindo.com. 

Sabtu, 11 September 2021, Prosesi pemasangan Kubah Utama Masjid Baitul Muttaqin Desa Kepuk Kecatan Bangsri Kabupaten Jepara diawali dengan Kirab Kubah Utama. Kirab tersebut dilaksanakan dengan tujuan mohon doa restu kepada Warga yang telah berbulan bulan gotong royong, bahu membahu guna suksesnya pembangunan masjid Baitul Muttaqin Desa Kepuk yang berdiri satu tahun setelah Indonesia merdeka yaitu pada tahun 1946 tepatnya bulan Juli. 

Ketua Panitia, Ust.Anwar Kunadi, S.Pd.I menuturkan Kirab Kubah Masjid ini dilaksanakan atas dasar permintaan Warga dengan tujuan mohon Doa Restu serta meluapkan wujud Syukur dan ucapan terimakasih kepada warga yangtelah mendermakan harta bendanya guna suksesnya pembangunan masjid Baitul Muttaqin tersebut.

Kirab Kubah dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 September 2021 Jam 08.00 sampai 10.00 dengan diikuti ratusan  warga. Puluhan Mobil bak terbuka dan ratusan sepeda motor setia mengiring Kubah dengan deretan perjalanan panjang menyusuri jalan Keleiling desa dengan antusias warga mulai lansia sampai anak anak semua kompak meramaikan Kirab tersebut.

Ketua Panitia, Ust.Anwar Kunadi menuturkan sekelumit sejarah berdirinya Masjid Baitul Muttaqin. Dilansir dari beberapa Tokoh dan sesepuh agama K. Syaiful Hadi, K. Subakir menyebutkan bahwa Masjid tersebut berdiri diatas bumi Kepuk sejak tahun 1946 yang di prakarsai oleh Petinggi pertama Desa Kepuk yaitu Bapak Khamdi( Alm). Beliau menuturkan bahwa sejak itu Pak Khamdi memupu anak yang bernama Mutholib untuk disekolahkan dan di pondokan di Desa Banjaran Candi yang terkenal pusat kajian ilmu agama tertua di kecamatan Bangsri. setelah di kira mampu mengajarkan agama, anak yang di pupu tersebut diminta pulang dan dibuatkan langgar terbuat dari bambu beratap welit an dan dipagar gedek.  Kegiatan ibadah dan pembelajaran ilmu arabpun mendapat tanggapan positif dari warga saat itu sehingga mampu mencetak kader kader muslim di desa Kepuk yang dulunya ngaji dilanggar tersebut hingga mampu mendirikan langgar langgar baru di wilayahnya.

 

Setelah itu, langgar yang dibuat mengaji itu di jadikan tempat untuk melaksanakan shalat Jumat, dan dipugarlah langgar tersebut pada tahun 1956 dan diubah dengan nama menjadi masjid jami’ Baitul Muttaqin. Walau terbuat dari kayu bambu dan beratap welit pemugaran di perlebar yang semula 6×6 m ukurannya menjadi 8×8 m. Dengan Kubah terbuat dari kayu. Seiring perkembangan zaman  yang masyarakatnya semakin sadar dan bertambah jamaahnya, maka masjid tersebut di pugar lagi dengan bangunan pondasi tembok bata tanpa kulit pada tahun 1965 dengan ukuran 9x9m dan serambi dengan ukuran 6×9 m. Berjalan sekitar 12 tahun diadakan renovasi sederhana hingga tahun 1986 masjid tersebut direhab kembali dengan bentuk bangunan masjid era saat itu dengan ukuran tetap tanpa ada pelebaran.

Berjalan sampai tahun  2019 barulah ada upaya rencana pemugaran kembali yang terlaksana di pertengahan tahun 2020 hingga sekarang.

Walau belum sempurna masjid Baitul Muttaqin sekarang sudah tidak tertinggal jauh dengan model bentuk bangunan era 20-an.

Harapan dari pengurus Takmir Masjid Baitul Muttaqin  sampai saat ini tetap menanti uluran tangan para dermawan dermawati, juga bantuan dari pemerintah yang selama ini belum pernah mendapatkan bantuan apa-apa sangat di harapkan.

Semoga semangat warga mendapatkan imbalan dan terus berkelimpahan sehingga masjid Baitul Muttaqin sukses dengan bangunan yang sempurna menjadikan masjid yang nyaman, sejuk, syahdu, khusyu’ dalam beribadah dan dijadikan sebagai sarana belajar keagamaan. Aamin, tutup ust anwar Kunadi,”

pewarta Badi, Editor Raja

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *