TEMANGGUNG, wartajavaindo.com-
Sekolah Lapang Iklim tahap 3 dirutup Jumat (30/9/2022) bertempat Di Bumi Makukuhan, Desa Wonosari, Kec. Bulu. Dalam acara tersebut dihadiri oleh Ir. Sudjadi Anggota Komisi V DPR RI, Bupati Temanggung, Kepala BMKG Jakarta, Ketua DPRD Kab. Temanggung, Plt. Deputi Bidang klimatologi BMKG, Kepala Balai Besar BMKG Wilayah II Ciputat, KUPT BMKG se Jateng serta seluruh Peserta SLI Operasional
Acara Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional BMKG dengan tema “Peran Info BMKG dalam Mendukung Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Nasional” sudah berlangsung sejak \12/8/2022. Dalam sambutan penutupannya Kepala BMKG Pusat yang diwakili oleh BMKG Jakarta menyatakan bahwa SLI yang dilaksanakan di Desa Wonosari, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung ini merupakan upaya BMKG untuk mendukung ketahanan pangan nasional yang menjadi program dari Presiden Joko Widodo supaya bangsa Indonesia tetap bisa menyediakan pangan.
Melalui Sekda Hary Agung Prabowo, Bupati HM Al Khadziq menyampaikan bahwa pelaksanaan SLI operasional pendamping komoditas tembakau ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan bertani dalam memanfaatkan informasi iklim di wilayah kerja guna melakukan antisipasi dampak fenomena iklim ekstrem terhadap komoditas tembakau.
“SLI merupakan mekanisme untuk membantu para petani memahami informasi iklim. Hal ini dilakukan karena perubahan iklim. Tantangan nya cukup banyak yang dapat berdampak pada sektor pertanian dan ketahanan pangan, khususnya di Kabupaten Temanggung. Peningkatan produktivitas pertanian tidak terlepas dari masalah iklim,” tuturnya.
Ia juga mengharapkan kegiatan SLI dapat meningkatkan pemahaman petani terhadap informasi kehidupan yang berkaitan dengan iklim, sehingga dampak negatif berupa gagal panen atau penurunan produktivitas petani dapat dihindari.
BMKG berharap melalui SLI ini BMKG bersama perangkat pemerintahan di Kabupaten Temanggung berupaya untuk menyampaikan berbagai hal yang perlu diketahui petani terkait cuaca dan iklim melalui praktik di lapangan agar para petani bisa lebih berdaya menyikapi kondisi ini.
Pewarta David
Editor Raja