Pasien RSUD Raja Ampat Terancam Tidak Dirawat

RAJA AMPAT – WARTA JAVAINDO, Pasien RSUD R4 terancam tidak dirawat, 55 nakes siap dipindahkan menyusul teman sejawat mogok kerja akibat diancam dipindahkan ke kampung-kampung.
Sebuah narasi beredar di media sosial, Nakes di RSUD Raja Ampat ramai-ramai menyatakan mundur dari RSUD Raja Ampat karena diancam akan dipindahkan ke kampung-kampung oleh Bupati Raja Ampat, didukung Ketua DPRK Raja Ampat.
Ketua DPRK Raja Ampat Abdul Wahab Warwei mengatakan ” Pa Bupati harus pegang kata-kata, harus kasi pindah biar tobat”.
” Iya, tadi bupati marah-marah karena Nakes Demo Mogok Kerja di RSUD dua hari lalu, mereka menuntut BPJS yang belum terbayarkan ” kata seorang Nakes yang minta namanya dirahasiakan.
Ada informasi bahwa Kepala BKD Raja Ampat sudah diperintahkan siapkan SK kepindahan para Nakes yang aksi mogok dari RSUD Waisai ke kampung-kampung.
Mendengar hal itu, para Nakes bertanya, terus siapa yang jaga anak-anak dan orang sakit, kami semua mau mengundurkan diri dan dipindahkan ke kampung-kampung.
Dari info yang beredar di media sosial, sebanyak 55 orang Nakes yang menyatakan diri siap dipindahkan. Bersolider dengan teman sejawatnya, semua Nakes di RSUD Raja Ampat Waisai akan ” Mogok Kerja “, tidak ada yang merawat pasien.
Membaca informasi yang beredar, seorang Hamba Tuhan menyatakan keprihatinannya terhadap pelayanan rumah sakit, karena ini vital skali berkaitan dengan Pelayanan Kemanusiaan.
“Kalau soal memindahkan ASN saya kira sudah tidak diperbolehkan oleh undang-undang, katanya sembari melarang namanya ditulis.
Sejak aksi pemasangan baliho di RSUD hak-hak Nakes belum dipenuhi, sekarang mereka demo, justru mereka diancam akan dipindahkan ke kampung-kampung. Sementara Direktur RSUD Raja Ampat juga diistirahatkan kemudian menunjuk Plt. tanpa SK untuk mengurus RSUD Raja Ampat.
Masalah kesehatan bukan hanya terjadi di RSUD Raja Ampat, viral baru-baru seorang pegiat HAM dan juga pengacara di Manokwari memberi apresiasi kepada Kejari Sorong atas ditingkatkannya status korupsi Puskesmas sebesar 11.177.000.000 dan Rumah Jabatan Nakes senilai 2.520.000.000 di Kabare, dari status penyelidikan menjadi penyidikan. (salomo )