JEPARA – WARTAJAVAINDO.COM
Udara sejuk ditambah semilir angin lereng Gunung Muria menyambut siapa saja yang datang ke Desa Batealit, Kecamatan Batealit, Jepara. Para pengunjung disuguhi atraksi seni dan budaya. Uniknya, pementasan itu dilakukan di atas panggung yang mengapung di sebuah bendungan Dukuh Setro.
Di kawasan yang bernama Bendung Belik Setro inilah, puncak Artsotika Muria ke-3 digelar selama tiga hari, mulai 19 sampai 21 November 2021. Berbagai jenis kuliner tradisional pun dijajakan dengan harga terjangkau. Selain menumbuhkan kecintaan terhadap kesenian tradisional, juga harapannya dapat mendongkrak potensi wisata Desa Batealit. Demikian disampaikan Ketua Panita Artsotika Muria ke-3 Sarjono, Jumat (19/11).
Menurut Sarjono, Artsotika Muria merupakan kegiatan rutin tahunan dan bergilir di tiga kabupaten. Meliputi Kudus, Pati, dan Jepara. Ini menjadi kesepakan bersama dari para penggerak lingkungan hingga kebudayaan di lereng Gunung Muria. Tahun ini giliran Bumi Kartini menjadi tuan rumah pelaksanaan, dimulai sejak 29 Oktober lalu.
“Kegiatannya berjalan hampir setiap hari. Bukan melulu sebatas pementasan kesenian, juga hal-hal lain seperti pelatihan-pelatihan yang menyentuh semua kalangan usia,” kata dia.
Serangkaian acara puncak Artsotika Muria ke-3 dimulai dengan acara pembukaan, di gapura masuk menuju bendungan. Ditandai dengan pemukulan gong oleh Bupati Jepara Dian Kristiandi sebanyak tujuh kali. Tampak hadir di antaranya Kepala Diskominfo Jepara Arif Darmawan, Sekretaris Disparbud Jepara Amin Ayahudi, jajaran Forkompimcam Batealit, serta perangkat desa setempat.
Rombongan tersebut lalu diarak oleh kesenian Reog Karyo Budoyo asal Desa Batealit. Di bagian depan arak-arakan, tampil anak-anak desa setempat memainkan musik tongtek. Menariknya, di sepanjang jalan yang dilalui, ada kios-kios warga sekitar yang menjajakan beragam makanan tradisional. Ada pula berbagai jenis hasil seni dan kerajinan, terpajang mengiringi perjalanan menuju bendung.
Bupati Jepara Dian Kristiandi menuturkan, secara keseluruhan konsep yang disuguhkan sangat menarik. Lengkap dengan keasrian suasana pedesaan, panorama alam hijau, serta udara pengunungan yang sejuk.
“Suasananya asyik, indah banget di sini,” ungkap bupati.
Setibanya lokasi, tampak bangunan panggung yang tersusun dari bambu di atas permukaan bendung. Selanjutnya mereka disambut penampilan tari tradisional dari Sanggar Tari Laras. Acara dilanjutkan dengan penanaman bibit pohon. Dian Kristiandi berharap upaya ini bisa bermanfaat untuk menjaga ketersediaan air tanah, serta menahan tanah di pinggir bendungan tidak longsor.
Menurut dia, Bendung Belik Setro ini masih perlu dilakukan sedikit penataan. Khususnya pembersihan eceng gondok yang menutupi hampir setengah permukaan bendung. Pihaknya siap membantu membersihkan gulma tersebut, dan targetnya sebelum akhir bulan ini rampung. Usai itu, dia meminta ke depan warga agar sama-sama merawat dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Kalau sudah dibersihkan, tapi tidak dijaga ya balik lagi,” tandasnya.
Selain itu, Dian Kristiandi juga mengapresiasi dukungan dari Artsotika Muria ke-3 dalam menggali potensi wisata desa. Di samping upaya pelestarian alam, juga mendorong generasi muda untuk lebih mengenal dan melestariakan seni budaya. (DiskominfoJepara/AP)
Pewarta E John, Editor Radja