DEMAK, wartajavaindo.com – Kedua tokoh tersebut ( Suratman Dan Sri Hartanto ) merupakan nama besar di dunia keperawatan khususnya di kabupaten Demak Jawa Tengah.
“Kedua nama tersebut dalah merupakan cikal bakal terbentuknya PPNI yang di nahkodai Suratman dan Sri Hartanto ini memberi bukti nyata bahwa pada era tahun 80-90an merekalah orang-orang inspiratif bagi dunia keperawatan. Namanya yang termasyhur dari semua kalangan masyarakat, bagaimana tidak, semua pasien yang berobat ke praktik mandiri mereka rata-rata sembuh, dan tidak dipungkiri pula dengan tekat yang kuat mereka bisa membawa organisasi PPNI di Demak menjadi tumbuh berkembang, pada saat itu dinamika dan status atau derajat kesehatan sangat berbeda dengan sekarang”, Papar Sukardjo, salah satu pemimpin DPD PPNI pada masa 2010-2015, 2016-2022 itu.
“Dalam pandangannya bahwa asuhan keperawatan itu harus dijiwai, dimasukan dalam renung jiwa, sanubari untuk menolong masyarakat yang membutuhkan dalam hal kesehatan”, lanjutnya.
Kepemimpinan Suratman tidak mengenal lelah untuk PPNI, walaupun memang keadaan waktu itu peran organisasi PPNI belum seperti sekarang, iuran seadanya, sekretariat belum ada, tempat kerja ketua dipakai sekretariat. Namun semangat untuk membesarkan PPNI sangat besar.
Suratman yang memimpin PPNI periode 1990-2000 dilanjutkan tonggak estafet pada Sri Hartanto pada tahun 2000-2010. Maka tidaklah heran jika kepimpinannya selama itu melahirkan generasi-generasi emas salah satunya adalah Sukardjo, yang meneruskan kepemimpinan DPD PPNI pada masa 2010-2015, 2016-2022.
Pertama adalah asuhan keperawatan di Demak harus tergapai dengan baik, memberi pelayanan prima dalam praktik keperawatan baik secara dinas dan atau praktik mandiri keperawatan tambah pria asli kelahiran Pati itu.
“Ojo lali asal usul, kui pesenku, kita harus selalu menghormati orang yang lebih tua, sesuai filosofi Jawa, adab di gowo sampai tuwo lan selawase, sepintar apa dirimu hendaknya tetap menghormati orang tua, apalagi beliau lah senior-senior kita dalam organisasi penopang keprofesian kita semua”.
Pada tahun 1989 dirinya ditarik oleh bapak Sri Hartanto untuk ikut berkecimpung dalam jajaran PPNI kabupaten Demak, Sukardjo menggawangi sebuah sekretariat yang saat itu belum ada, nembung sana sini dalam rumah dinas kesehatan saat itu agar bisa dijadikan kesekretariatan, era berganti dengan kebijakan berubah kami pun di suruh pindah karena adanya desakan yang tidak mungkin lagi kesekretariatan di rumah kepala dinas kesehatan, lalu atas inisiatif beliau bapak Sri Hartanto di rujuknya kesekretariatan PPNI dirumah beliau, Sri Hartanto merelakan rumahnya di jl. Nusa Indah Karangrejo Wonosalam dijadikan sekretariat PPNI Kabupaten Demak tahun 2016-2017.
Lanjut Sukardjo, Dari sinilah semua asa berjalan, bertekad untuk membuat kesekretariatan yang bisa di jadikan simbol bahwa perawat di Demak mampu dan bisa untuk mendirikannya.
Dengan kepedulian dan rasa ingin mengingat perjuangan yang dirasa pahlawan perawat di Demak oleh Sukardjo dan jajaran pengurus DPD PPNI Demak, ini adalah momentum penting di sematkan dalam serba serbi di acara Musda X PPNI Demak, dan disaksikan serta ditanda tangani langsung oleh ketua DPW PPNI Jawa Tengah Ns. Kurnia Yuliastuti, S.Kep., M.Kep. dan Sukardjo, SKM., M.Kes. beserta peserta Musda X PPNI. (21/5/2022)
“Acara ini memberi makna bahwa perjuangan para pendahulu itu sangat berjasa bagi keberlangsungan sekarang. Pada lantai 1 gedung DNC Demak diberi nama Suratman, dan lantai 2 namanya adalah Sri Hartanto, agar ketika kita berada diruangan ini bisa berkobar semangat juang yang luar biasa untuk PPNI khususnya Demak, sekali lagi selamat, inilah pembeda dari DPD masing-masing daerah, ada yang unik dari setiap karakteristik masing-masing”. Tutur Ketua PPNI Jawa Tengah.
Pewarta Waftah, Editor Raja.