DEMAK,WARTAJAVAINDO. COM – Di Kabupaten Demak akhrinya kembali menggelar tradisi Grebeg Besar untuk menyambut datangnya bulan haji dan Iduladha. Dua tahun berada dalam situasi pandemi COVID-19 membuat tradisi grebeg besar tidak dapat digelar di tahun 2020 dan 2021.
Kasus harian COVID-19 terhitung sejak beberapa waktu terakhir konsisten menunjukkan penurunan. Bupati Demak dr. Eisti’anah memberikan kabar gembira bahwa akhirnya, tahun 2022 ini, Grebeg Besar dapat kembali diselenggarakan. Pembukaan Grebeg Besar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2022 lalu.
dr Estianah Bupati Demak juga menyatakan bahwa untuk masuk Grebeg Besar, masyarakat tidak perlu membayar tiket masuk. Dengan kata lain, kita dapat menikmati suasana Grebeg Besar dengan akses gratis.
Dikatakan Bupati Demak ,
“Hal ini sebagai bentuk apresiasi dan komitmen penuh kita agar pesta rakyat ini betul-betul dirasakan sebagaimana mestinya”,Ujar Bupati Demak dr.eistianah.
Meski demikian, masyarakat tetap harus membayar tiket untuk menaiki setiap wahananya. Hal ini sangat wajar, mengingat penyedia wahana pada tradisi ini adalah suatu perusahaan, yaitu CV Diana Ria. Namun tidak perlu khawatir, tarif untuk menaiki setiap wahananya relatif terjangkau, hanya berkisar di antara 10 ribuan saja.
Selain wahana, konser dangdut sebagai salah satu budaya Indonesia juga digelar. Beberapa penyanyi kondang akan ikut serta untuk meramaikan konser ini, yaitu Happy Asmara, Jihan Audy, dan Tasya Rosmala.
Selain pasar malam dan dangdut, rangkaian kegiatan lainnya adalah iring-iringan yang kerap dikenal dengan karnaval atau pawai.
Grebeg Akbar Demak merupakan suatu cara budaya tradisional akbar yang dijadikan salah satu ciri khas Demak. Tradisi Grebeg Akbar Demak ini berlanjut setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijah ketika Idul Adha. Dimeriahkan dengan karnaval kirap budaya yang dimulai dari Pendopo Kabupaten Demak hingga ke Makam Sunan Kalijaga yang terletak di Desa Kadilangu, jaraknya lebih kurang 2 kilometer dari tempat mulai.Konon cerita
asal mula
Demak merupakan kerajaan Islam pertama dipulau jawa ,disamping untuk pusat pemerintahan, Demak sekaligus dijadikan pusat penyebaran agama Islam dipulau Jawa. Berbagai upaya dilaksanakan oleh para Wali dalam menyebarluaskan agama Islam. Berbagai halangan dan rintangan menghadang, salah satu selang lain adalah masih kuatnya pengaruh Hindu dan Budha pada warga Demak pada masa itu. Pada akhirnya agama Islam dapat diterima warga menempuh pendekatan pendekatan para Wali dengan perlintasan mengajarkan agama Islam menempuh hukum budaya istiadat atau budaya yang telah berada. Untuk itu setiap tanggal 10 Dzulhijah umat Islam memperingati Hari Raya Idul Adha dengan melaksanakan Sholat Ied dan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban selanjutnya disediakan Grebeg Akbar Demak. Pada masa itu, dilingkungan Masjid Luhur Demak diselenggarakan pula keramaian yang disisipi dengan syiar-syiar keagamaan, untuk upaya penyebarluasaan agama Islam oleh Wali Songo.
Prosesi Grebeg Akbar Demak
Ziarah ke makam Sultan-Sultan Demak & Sunan Kalijaga
Pasar Malam Rakyat di Tembiring Jogo Indah,
Selamatan Tumpeng Sanga,
Slolat Ied
Kirab Budaya
Penjamasan Pusaka Peninggalan Sunan Kalijaga (Kutang Ontokusuma dan Keris Kyai Crubuk).
Kirab budaya yang di mulai dari Pendopo Kabupaten Demak ,ada Prajurit patang puluh dan manggolo yudo juga pengikut- pengikutnya mengawal Bupati Demak dr Hj Eisti’Anah,SE dan KH Makhsun MSi wakil Bupati Demak beserta jajarannya Muspida dan Forkompimda Kabupaten Demak Untuk berziarah ke makam Sunan Kalijaga di Kadilangu pada hari Minggu tanggal 10/07/2022 pukul 09.00 wib.
Acara kirab budaya Grebeg besar Demak di meriahkan oleh berbagai kesenian daerah dari beberapa Desa yg ada di Kabupaten Demak.
Reporter : BANU DM.
Editor : Raja.