MERASA DISUDUTKAN, ZENI PENGELOLA HUTAN MANGROVE GLAGAH WANGI UJUNG PIRING JEPARA ANGKAT BICARA

0 0
Read Time:3 Minute, 35 Second

JEPARA, WARTAJAVAINDO.COM –  Jum’at  4/6/2021, ungkapan kekecewaan tim bersepeda yang masuk kawasan hutan mangrove Glagah Wangi milik Zeni (nama panggilan sehari hari nya) telah tersebar di pemberitaan online dan media sosial (FB) dan hal ini dirasakan Zeni pemilik dan pengelola Glagah Wangi kawasan hutan mangrove sangat merugikan dan memojokkan.

Zeni pun angkat suara dan mengatakan:

“apa salah karyawan saya menyapa dan menegur tamu yang tanpa izin masuk wilayah orang?.  Saya pun menyapa dan menegur namun justru saya dibentak dan dia mengatakan: “saya mantan carik, masak mantan carik harus bayar?” .

Selanjutnya dikatakan:

“Soal pemberitaan selayaknya wartawan minta konfirmasi pada saya dulu (Zeni) sebelum memuat berita karena ini berhubungan dengan nama baik, bukan asal menulis”, cetus Zeni dengan kesal.

“Karyawan saya sudah benar dan sudah sesuai instruksi, siapapun yang masuk kawasan hutan mangrove ini agar disapa dengan baik dan ditanyakan tiket masuknya, sebab hutan mangrove adalah kawasan usaha kafe dan wisata, jadi siapapun harus mengikuti aturan yang kami buat, siapa yang disalahkan seandainya terjadi kecelakaan? tentu saya sebagai pengusaha”, sambung Zeny.

“Kami sudah menyapa dan menegur karena saat itu kafe belum buka, sehingga perlu kami sampaikan siapapun yang kawasan ini masuk harus membayar tiket tapi bapak bapak yang mengaku mantan carik malah marah marah, sebagai manusia biasa apa salah jika saya juga terbawa emosi,  bukannya menyadari malah saya disuruh diam dan salah satu mengeluarkan ID CARD berijisial AA dengan lantang mengatakan saya ini media dan mengancam mau foto saya dan langsung pergi”.

 

Sementara itu, Samsul Anwar selaku manager membenarkan semua yang disampaikan bu Zeni, dan mengatakan:

“saya sudah melaksanakan tugas sesuai kebiasaan, jadi saya dan bu Zeni tidak mengada ngada, cuma bapak-bapak (Pengunjung-red)  itu sepertinya emosi. Pemberitaan dimedia online dan media sosial yang diunggah oknum terkesan menyudutkan kami. Namanya masuk wilayah orang mestinya permisi dulu, kan kami harus tahu maksud dan tujuannya, apalagi saat itu masih belum buka”, terang Samsul Anwar.

Opini publik tentang artikel yang diunggah dimedia online dan media sosial tidak kredibel, tidak akurat, tidak berimbang dan terkesan sepihak. seaharusnya memberi kesempatan kepada pihak pengelola hutan mangrove untuk klarifikasi, sehingga isi pemberitaan berimbang karena fungsi media bukan untuk menjustifikasi namun lebih kepada edukasi.

Kronologis :
Saat itu, sekitar jam 07.40 WIB, Samsul Anwar (manajer) dan pegawai bernama Sinta, serta beberapa pegawai sedang melakukan kegiatan rutin yaitu bersih-bersih dan membereskan lokasi wisata.

Namun tiba-tiba sekitar jarak 500 meter, 5 orang bersepeda sudah berada di dalam lokasi dan yang 1 orang sudah berada di pinggiran sandaran pantai Selayar, dimana nelayan setempat biasa menambatkan perahu. Melihat kedatangan 6 orang tersebut  berada. Melihat 6 orang  bersepeda, spontan Samsul  menegur dan berkata, selamat pagi pak, “kenapa? Bapak masuk tanpa ijin dan apa sudah bayar tiket?”. Karena lokasi belum buka atau masih tutup.

Namun, justru reaksi mereka marah-marah. Sambil berkata, “Saya ini mantan carik dan saya ini yang mbau rekso di sini, masak harus bayar!.”, belakangan diketahui ternyata mantan carik ini bernama (inisial) M.

Selanjutnya Samsul Anwar menemui Zeni yang merupakan atasannya, setelah bertemu dengan 6 orang bersepeda tersebut. Zeni berkata: “selamat pagi pak!” dan bertanya: “kok bapak masuk?”. Dengan nada kasar mereka mengatakan, “kamu tahu saya?, saya ini mantan carik!”

.
Kemudian Zeni menjawab, “mau mantan presiden, ibaratnya kalau mau masuk ke rumah orang, etikanya harus minta ijin”.

Justru dengan nada tinggi, mereka menjawab:

“Jangan banyak bicara!.”,

Lalu sekonyong-konyong seorang yang berinisial AA (nama yang tertera di ID Card Pers dan terlihat oleh pegawai kami) berkata:

“saya foto kamu!, saya ini wartawan, saya liput kamu”, lalu sambil berkata kasar mereka pergi keluar. Ternyata orang pemilik ID CARD Pers itu juga mantan carik.

Sinta, salah satu pegawai yang saat itu berada di lokasi kejadian, sempat melihat nama yang tertulis di Id Card salah seorang yang bersepeda tersebut, benar  tertulis inisial AA.

Mereka masuk tanpa ijin alias tanpa permisi, dengan alasan karena pintu gerbang terbuka, sedangkan saat itu ada pegawai yang belum sempat stand by di pintu gerbang.

“Kalau rombongan itu bijaksana, mestinya sebelum masuk lihat dulu spanduk jam buka lokasi wisata kami, yang tertempel di pintu gerbang. Jangan asal masuk, itu namanya kurang beretika dan kurang baik,” jelas Zeni.

Selama beroperasi Glagah Wangi, sudah memperkerjakan warga sekitar lingkungan dan lahan parkir juga di kelola oleh  pemuda Blebak yang berdekatan dengan obyek wisata. Lokasi saat ini nge hits dan Instragramable

.(Pewarta E john) Editor Raja

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *