Maulid Nabi di Ponpes Azzuhri Semarang; Spirit Keteladanan Rasulullah Menyatu dengan Kebersamaan

SEMARANG, WARTAJAVAINDO – Dibawah cahaya malam Gunung Santri, ribuan santri dan masyarakat larut dalam kehangatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Ponpes Salafiyah Azzuhri. Bukan sekadar tradisi, acara ini menjadi momentum menyalakan kembali teladan Rasulullah: hidup sederhana, adil, dan penuh cinta kasih, yang kian dibutuhkan bangsa hari ini.
Malam Jumat (4/9/2025) di Gunung Santri, Pondok Pesantren Salafiyah Azzuhri, Sendangmulyo, Tembalang, menjadi saksi kemeriahan sekaligus kekhidmatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ribuan santri, ulama, umaro’, hingga masyarakat sekitar larut dalam suasana penuh cahaya, ceria, dan makna. Tak hanya sekadar ritual, momentum ini menjelma menjadi ruang refleksi spiritual dan sosial yang meneguhkan kembali teladan Rasulullah di tengah arus zaman yang kian kompleks.
Hidup Sederhana
Dalam tausiyahnya, Pimpinan Ponpes Azzuhri, Gus Luqman, menegaskan pentingnya meneladani kehidupan Rasulullah yang penuh kepedulian dan kesederhanaan. “Rasulullah sepanjang hidupnya selalu memikirkan umatnya dan tidak pernah berlebihan dalam hidup. Inilah teladan yang seharusnya kita bawa dalam keseharian,” tuturnya. Pesan ini mendapat sambutan hangat dari hadirin, yang menyadari relevansi nilai tersebut dalam menghadapi tantangan sosial-ekonomi masa kini.
Pesan Pendinginan Rohani
Tokoh Pamomong Jateng sekaligus Ketua Dai Kamtibmas Polda Jateng, KH. Sun Djok San, menambahkan bahwa bangsa ini tengah membutuhkan “pendinginan rohani”. Ia menekankan tiga keteladanan Rasulullah yang perlu digenggam erat oleh setiap elemen bangsa: Mendahulukan kebutuhan umat, bukan menumpuk kekayaan di tengah penderitaan rakyat. Membawa damai dan cinta kasih, menjaga harmoni kehidupan bermasyarakat.
Menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran sebagai landasan moral dalam posisi sosial apa pun. “Jika tiga keteladanan ini benar-benar diamalkan, Indonesia akan melangkah lebih baik,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan, KH. Sun Djok San menghadiahkan buku “75 Tokoh Pamomong Jateng” untuk memperkaya khazanah perpustakaan Ponpes Azzuhri. Hadiah ini tidak sekadar simbol, melainkan pesan bahwa literasi menjadi jembatan bagi generasi santri untuk memahami sejarah dan keteladanan tokoh-tokoh lokal yang mengakar di masyarakat.
Lintas Ormas, Lintas Generasi
Acara yang berlangsung hingga pukul 23.20 WIB ini dihadiri tokoh masyarakat dari NU, Muhammadiyah, LDII, hingga perwakilan pemerintah setempat. Nuansa kebersamaan terlihat jelas: santri, warga sekitar, hingga tamu undangan dari berbagai daerah larut dalam semangat ukhuwah. Bagi masyarakat, Maulid di Ponpes Azzuhri bukan hanya seremonial, melainkan wadah untuk meneguhkan akhlak mulia melalui barokah Nabi akhir zaman.
Peringatan Maulid Nabi di Ponpes Azzuhri tahun ini memberi pesan tegas bahwa meneladani Rasulullah bukan pilihan, melainkan kebutuhan. Di tengah derasnya arus materialisme dan konflik sosial, spirit Nabi Muhammad SAW—sederhana, adil, cinta kasih, dan peduli umat—adalah jalan pendinginan rohani yang menyalakan api harapan bangsa. (Wid)