Lika liku Kehidupan Juru Kunci Sendang Ontrowulan di OW New Kemukus
0
0
SRAGEN, wartajavaindo.com
(10/07). Dalam kasat mata pekerjaan mulia sebagai juru kunci di sendang Ontrowulan hidup dengan bergelimang harta, tetapi kenyataannya hanya sekedar pekerjaan mulia yang di jalani dengan sepenuh hati tanpa gaji.
Tukul nama bekennya bercerita soal tanggung jawabnya menjadi seorang kuncen atau juru kunci sendang Ontrowulan dan sebagai kepala rumah tangga. Dirinya bercerita terlahir dengan nama Suwanto tetapi dengan berjalannya waktu banyak yang memanggil dengan nama pak Tukul.
Sebelum menjadi kuncen, dirinya juga seperti kebanyakan masyarakat dengan kehidupan yang pada umumnya terjadi di masyarakat.
Pak Tukul (panggilan beken Tukul) sendiri mempunyai seorang istri yang bernama Nunung dengan 4 (orang) anak yang masih membutuhkan biaya untuk bisa menggapai cita-citanya. Dengan besarnya tanggung jawab menjadi juru kunci atau kuncen yang setiap ada pengunjung datang mau ziarah dia akan selalu siap melayani tanpa mengenal waktu dan hari.
Dengan pengabdian yang tidak mengenal lelah dan waktu itu diharapkan bisa menopang kehidupan anak dan istrinya. Tetapi apa yang diharapkan selama ini obarat masih jauh panggang dari api, di karenakan penghasilannya sebagai kuncen yang hanya mengharapkan uluran tangan atau pemberian dari pengunjung yang datang ke sendang Ontrowulan tersebut, itupun dengan sukarela mereka. Karena sampai saat ini dari pihak pihak terkait belum ada insentif bulanan yang di berikan pada kuncen sendang ontrowulan di OW New Kemukus Sragen tersebut
“Saya mengabdi dari tahun 1994 sampai sekarang cuma tiga (3) kali menerima honor dari dinas pariwisata kata”, kata Tukul menjelaskan.
Penghasilan sebagai kuncen (juru kunci) tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup istri dan anaknya, dimana Tukul sendiri juga tidak mempunyai pekerjaan lain, sehingga istrinya membantu perekonomian keluarga dengan berjualan makanan di area prominite di OW New kemukus.
Disela sela menunggu tamu yang berziarah ke sendang Ontrowulan Tukul (yang kerap disapa dengan panggilan pak Tukul) juga ikut membantu istrinya jualan dengan mengantar makanan ke konsumen yang pesan. Dia tidak malu sekalipun pekerjaan nya sebagai kuncen masih harus mengantar makanan, karena semua demi kebutuhan anak dan istrinya.
“Harapan kami dan teman-teman juru kunci sendang Ontrowulan lain nya mendapatkan insentif bulanan dari Dinas Pariwisata sebagai bentuk apresiasi dalam pekerjaan kami”, kata Tukul menambahkan.
Sampai berita ini diturunkan, kami belum berhasil menghubungi Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen untuk klarifikasi dan minta tanggapan dalam hal ini.
(Dodik Siswoko)
