BREBES, WARTAJAVAINDO.COM
Gerakan ayo menanam Perum Perhutani dengan Pemerintah Kabupaten Brebes dan penggiat ayo menanam pada hari Rabu Tanggal 29/12/2021 Di petak 19 RPH Dawuhan adakan kegiatan tanam bersama. Di hadiri oleh Wakil Bupati Brebes Narjo,Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan pengelolaan Sampah kabupaten Brebes Laode VindarAris
Nugroho, Administratur KKPH Pekalongan Barat dan penggiat gerakan ayo menanam.
untuk segeranya Konservasi lahan hutan seluas 1.700 hektar di wilayah Resort Pengelolaan Hutan (RPH) petak 19, tepat nya di Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes.
Langkah itu di lakukan sebagai upaya mencegah terjadinya bencana tanah longsor dan banjir bandang.
Kepada Awak Media Wakil Bupati Brebes Narjo mengungkapkan bahwa upaya konservasi di RPH petak 19 ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2022 mendatang.
Dikatakan Narjo:
“langkah untuk mengantisipasi bencana banjir bandang dan longsor ini tentu harus di dukung semua pihak, Karena itu seluruh elemen masyarakat kami minta berkolaborasi dengan perum Perhutani dan Pemerintah kabupaten Brebes, agar program ini sukses, “ungkap Wakil Bupati Brebes Narjo saat meninjau calon konservasi di RPH petak 19 BKPH Paguyangan Desa Dawuhan, kemarin.
Narjo juga menandaskan bahwa dukungan terpenting adalah dari Kepala Desa dan warganya. Itu karena di tangan merekalah konservasi dapat berhasil dan sesuai dengan harapan bersama, dan kami minta seluruh elemen masyarakat harus mendukung agar kegiatan sukses dan lancar.
Pada kesempatan itu pula Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah (LHPS) Kabupaten Brebes Laode Vindar Aris Nugroho, menambahkan bahwa Pemerintah kabupaten Brebes akan sengkuyung dalam gerakan ayo menanam gerakan itu akan melibatkan seluruh unsur terkait seperti masyarakat, pegiat lingkungan, OPD, Lembaga Perbankan, Perumda dan Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat.
Menurutnya konservasi itu tetap memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar, karena bibit pohon yang akan di tanam di lahan adalah tanaman yang bernilai ekonomis. Di antara nya Kopi, Alpukat, Sirsak dan Duren juga tanaman empon-empon seperti Jahe, Lengkuas, Temulawak dan Kunyit yang bisa di tanam di sekitar area tegakan sembari menunggu tanaman utama berbuah dan menghasilkan tanaman empon-empon bisa di daya gunakan.
Sementara itu Adm KKPH Pekalongan Barat Ir Gunawan Catur Hendro Rahardjo, MP dalam penjelasannya mengatakan :
“lahan hutan seluas 1.700 hektar di Sirampog petak 19 BKPH Paguyangan yang harus di konservasi lahan tersebut tidak memiliki tanaman keras sebagai tegakan sehingga berpotensi terjadinya banjir bandang dan longsor. Sebagai pemilik lahan yg di berikan kewenangan oleh Pemerintah pihaknya bertanggung jawab mengkonservasi demi kelestarian lingkungan dan alam”, jelasnya.
“Untuk itu, kami mengajak kepada desa beserta warga masyarakat Desa Dawuhan, para penggarap lahan Perhutani untuk ikut mendukung program konservasi supaya hutan akan lebih baik dan lestari”, pungkasnya.
Reporter : Media Wartajavaindo BANU DM/Firmansyah.
Editor: Raja.