KLARIFIKASI TERHADAP MENINGGALNYA KEPALA ASRAMA LUKAS RUDOLF LATUMAHINA

0 0
Read Time:4 Minute, 42 Second

BLORA, WARTAJAVAINDO.COM-Guna mencegah kabar yang simpang siur yang beredar dimasyarakat, pihak keluarga dan sekolah pun memberikan klarifikasinya saat konfrensi pers atas meninggalnya kepala asrama Lukas Rudolf Latumahina yang sempat di beritakan, di Jln dr Sutomo no 44 d Blora siang tadi di ruangnya,” Sabtu, (12/06/2021)

 

Dengan menerapkan prokes Covid-19 dan memakai masker, pihak sekolah SMP Kristen dan keluarga mengadakan konferensi pers pada Jumat sore,”(11/06/2021), Hal itu disampaikan langsung oleh kepala sekolah Kustiyah SP,D dan Sarimah Istri Alm Lukas Rudolf Latumahina.

 

Sesuai dengan keterangan kepala sekolah SMP KRISTEN dan pihak keluarga juga menjelaskan, tidak ada gejala seperti virus corona yang terjadi pada pasien, Bahkan, pihak keluarga pun menjelaskan dengan detail gejala serta aktivitas pasien sebelum akhirnya diduga tertular virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok tersebut.

 

“Selamat siang buat awak media yang hadir di sini, saya sebagai pihak kepala sekolah dan juga dihadiri dari pihak keluarga yang ada disini istrinya, meninggalnya Lukas Rudolf Latumahina Bukan karena Covid-19.

 

Kustiyah dalam konfrensi pers menyampaikan,

” Jadi Bapak Lukas meninggal bukan karena covid 19 beliau itu punya penyakit yang sudah cukup lama diderita beliau mengidap penyakit jantung tensi tinggi kolesterol tinggi dan gula tinggi,” ucapnya

 

“Beliau sudah lama menderita penyakit tersebut mulai Januari ke sini mulai perlahan penurunan fisik, biasanya bisa jalan-jalan, bisa kemana-mana dan pada tanggal 29 Mei itu kemarin terpaksa kita larikan ke rumah sakit umum daerah Blora jam 10 siang, karena kondisinya sangat lemah tidak bisa jalan tidak bisa bergerak dan bernafas sulit kemudian di rumah sakit umum dimasukkan ke IGD,” ungkapnya

 

jelas penanganannya disana beliau ini mengalami swab di IGD, dan mungkin karena dirasa kurang nyaman dalam pelayanannya, karena beliau butuh pelayanan yang khusus seperti yang di rumah semisal itu minta minum makan ada yang menghantar, selain itu juga semisal miring ke kanan Kekiri juga butuh penanganan yang khusus,” terangnya

 

di sana tidak dapat begitu dan ketika memanggil perawat, perawatnya itu lagi pada istrahat jadi lama-lama pak Lukas ini merasa tidak nyaman karena tidak nyaman ini pak Lukas terpaksa meminta pulang, pada saat terpaksa pulang beliaunya ini hasil suratnya belum keluar, nah akhirnya dari masuk tanggal 29 Mei tadi hari Senin tanggal 31 Mei, sekitar jam 10 siang itu meminta pulang, dan pulangnya di asrama, melihat kondisinya disaat pulang ini banyak berhadapan dengan anak-anak, dan beliaunya mendapat pelayanan baik,” bebernya

 

“saya melihat kondisinya bagus tapi setelahnya itu beliaunya merasa agak penurunan stamina akhirnya Senin malam meminta dilarikan ke rumah sakit yakum Purwodadi”

 

pada tanggal 31 Mei malam, kemudian hasil swab di rumah sakit umum keluar tanggal 1 Juni, hasilnya konon adalah positif Covid-19, kemudian di yakum Purwodadi mengalami swab juga tanggal itu, dan hasilnya keluar tanggal 3, kemudian hasilnya negatif.

 

lalu tanggal 3 oleh pihak Puskesmas melalui kelurahan dan bahkan kami semua guru karyawan dan siswa baik yang ada di asrama putri maupun yang putra itu mengikuti jadwal mereka yang harus di swab masal, nah pada saat swab tersebut pak Lukas itu belum meninggal dan masih ada dia Purwodadi, pak Lukas meninggal pada 6 Juni pukul 15.30 wib, pak Lukas meninggal di yakum kemudian dimakamkan hari Senin tanggal 7 Juni di Purwodadi.

 

“Jadi kalau beliau meninggal karena covid dimakamkan saat itu juga tidak boleh dibawa pulang nah itu juga tidak diberi kesempatan untuk dibawa pihak keluarga, dan pada tanggal 7 baru dimakamkan pada saat pemakaman sama sekali tidak ada satupun petugas dari rumah sakit yang mengawal kalau biasanya itu covid di kawal bahkan penanganannya sesudahnya dikerjakan dari petugas rumah sakit yang berpakaian APD dan ini sama sekali tidak karena memang bukan covid dan saya punya buktinya bahwa pemakaman berlangsung prosesnya yang a sampai z tidak ada satupun petugas dari rumah sakit yang datang dan juga tidak ada orang-orang yang pakai APD dan semua ditangani oleh pihak keluarga dan kerabat dekat dan pada saat pemakaman,” jelasanya

 

Kustiyah juga menjelaskan,

” ini di asrama putri ada 1 anak yang di indikasi positif dan asrama putra itu ada 4 anak yang di indikasi positif dan 1 Ibu asrama yang juga diindikasi positif, nah begitu saya terima suratnya saya langsung antisipasi dan masing-masing yang positif langsung isolasi Mandiri,”

 

kami juga mempersiapkan segala sesuatunya yang dibutuhkan untuk mereka mereka yang yang harus isolasi Mandiri dan saya selalu memantau waktu ke waktu bahwa semua yang mengalami isolasi Mandiri tidak ada yang panas tidak ada yang batuk, tidak ada yang pilek tidak ada yang sesak nafas tidak ada yang sakit tenggorokan tidak ada yang pusing semua kondisi baik-baik sampai saat ini, dari waktu ke waktu saya selalu memantau mereka semua dalam keadaan baik-baik saja total ada 6 yang disini semua ada 1 perempuan yang di sana semua laki-laki untuk tempatnya ada di SMK Kristen,” tambahnya

 

Sementara itu dikesempatan yang sama istri almarhum Lukas Rudolf Latumahina Kami memang tinggal di smp kristen tapi kmi sebagaipengelola asrama lima roti dua ikan dan baru berdiri 3 tahun yang lalu jadi saya juga,” suami saya meninggal Bukan karena Covid-19, seperti yang di beritakan, dikarenakan saat pemakaman tidak ada dari pihak kesehatan dan hasil swab dari Rumah Sakit Yakkum dinyatakan Negatif,” ucapnya

 

“Saya sangat kecewa sekali karena hasil pemberitannya sangat menyakitkan bagi keluarga bahwa suami saya meninggal di nyatakan positif Covid-19,” paparnya.

 

Istri Lukas berharap kedepanya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blora dalam pelayanan yang lebih baik, pemberitan kemari menyangkut Sekolah dan Asrama juga semoga lain waktu tidak terjadi hal serupa,” tegasnya

 

Kemudian saat awak media mencoba menghubungi dinas kesehatan melalu  WhatsApp,

” Njenengan Klarifikasi Dg yg Membuat penyataan mas,” terangnya.

 

Pewarta Lilik Yuliantoro /Editor Raja

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *