Kisah Sukses Pria Asal Kecamatan Jatipurno ,Wonogiri Budidaya Buah Melon

WONOGIRI – WARTA JAVAINDO, Saipul, mantan mekanik kapal yang suskes setelah banting setir jadi petani melon premium di Desa Kopen, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri.
Warga Desa Kopen, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, Saipul, menorehkan kisah sukses meraup untung puluhan juta rupiah dari bertani melon. Eks mekanik kapal itu menjual melon dengan cara memberi kesempatan pembeli memetik melonnya langsung di kebun.
Metode penanaman melon yang dilakukan Saipul tergolong modern. Ia menanam beberapa jenis melon seperti sweet net, lavender, dan intanon di kebun green house seluas 600 meter persegi. Kebun seluas itu mampu menumbuhkan 1.500 batang tanaman melon.
Uniknya, Saipul sama sekali tidak menanam melon di media tanah, melainkan serbuk serabut kelapa atau cocopeat di polybag. Dengan cara itu, mantan mekanik mesin kapal tersebut tidak perlu mencangkul lahan dalam membudidayakan melon.
Ia hanya perlu membuat nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Nutrisi itu diberikan disetiap batang tanaman dengan sistem irigasi tetes hidroponik. Dengan sistem pertanian seperti itu, warga Kopen, Jatipurno, Wonogiri, itu sukses menghasilkan 1,8 kg hingga 3 kg buah melon per tanaman sekali panen.
Pria 40 tahunan itu menjual melon rerata seharga Rp20.000/kg, kecuali melon jenis intanon yang dia jual seharga Rp25.000/kg. Setiap panen, paling sedikit Saipul mampu menghasilkan 2,5 ton melon.
Dengan harga jual minimal Rp20.000/kg, paling tidak omzet yang Saipul dapatkan sekitar Rp50 juta sekali panen. Usia tanam melon dari pembenihan hingga panen maksimal 70 hari. Dengan omzet sebesar itu, Saipul sudah untung puluhan juta rupiah.
Biaya produksi untuk setiap batang tanaman melon paling mentok Rp12.000/batang. Jika dikalkulasi, total biaya produksinya sekali musim tanam hanya sekitar Rp18 juta. Biaya produksi itu pun sebenarnya sangat mungkin ditekan, sehingga bisa lebih rendah.
“Kalau SOP-nya biaya produksinya memang segitu. Tetapi kalau saya bisa lebih rendah, saya buat nutrisi sendiri, sistem tanamnya saya kerjakan sendiri,” kata Saipul saat ditemui rekan media Warta Javaindo di kebunnya di Desa Kopen, Rabu (19/ 4/2025).
Kisah sukses eks mekanik kapal menjadi petani melon di Wonogiri itu tergolong cepat. Saipul mengatakan meski tergolong petani baru, ia sama sekali tidak kesulitan menjual melon hasil panennya. Ia baru menjadi petani sejak setahun terakhir.
Ini sudah kali keempat dia berhasil memanen melon. Pada panen keempat Saipul, menjual langsung kepada konsumen dengan cara open farm. Para konsumen diberi kesempatan untuk memetik langsung buah melon di kebun green house. Tidak lebih dari sepekan masa panen, melonnya sudah ludes terjual.
Saipul sebenarnya tidak memiliki latar belakang sebagai petani. Sebelumnya, dia bekerja sebagai mekanik kapal selama beberapa tahun. Kemudian, ia memaksa diri untuk beralih pekerjaan sebagai petani demi bisa pulang kampung ke Kabupaten Wonogiri, sehingga bisa selalu dekat dengan keluarga.
Ternyata usaha warga Kopen, Jatipurno, Wonogiri, itu bertani melon berbuah sukses. Ia mengawali belajar bertani di lahan pekarangan rumah. Semula dia belajar bertanam melon dari berbagai website dan video YouTube.
Sebelum menanam melon dalam jumlah banyak, ia terlebih dahulu mencoba menanam sedikit batang melon dengan metode hidroponik. Itu dilakukan guna memastikan dia mampu menanam melon mulai dari pembenihan hingga panen.
Bahkan sebelum menanam melon, ia sudah pernah menanam sayuran hidroponik. Namun, dia menilai harga jual sayuran tidak terlalu menguntungkan. “Sebenarnya saya memang suka bertani. Tetapi saya petani yang malas. Makanya bagaimana caranya, saya yang senang nanam, tapi malas macul, bisa dapat untung banyak. Ya begini caranya,” jelasnya.
Kelebihan menanam melon di green house yakni tanaman minim terserang hama. Tingkat keberhasilan tanaman untuk panen pun tinggi, karena tidak langsung terkena air hujan yang rawan merusak tanaman buah , pungkas saipul.
Pewarta : (Nandar.s/No2t)