BEKASI – WARTA JAVAINDO, Warga Desa Ciledug, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, mengeluhkan dampak negatif dari keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng yang berlokasi di desa tetangga mereka.
Bau tidak sedap qdari TPA Burangkeng kini semakin terasa menyengat ke pemukiman warga. Situasi ini diperparah sejak pohon-pohon yang menjadi penghalang alami harus ditebang untuk pembangunan jalan tol.
“Semenjak pepohonan ditebang guna memperlancar proyek pembangunan jalan tol, bau sampah dari TPA Burangkeng langsung menyeruak sampai ke Desa Ciledug. Kondisinya semakin parah di malam hari dan jika gerimis datang bahkan sampai menimbulkan sesak di dada,” ungkap Rumiati (56), salah satu warga Desa Ciledug, Rabu (9/10/2024)
Permasalahan tidak hanya terbatas pada polusi udara. Tia (30), warga lainnya, mengungkapkan keresahannya terkait lalu lalang truk sampah yang menuju TPA Burangkeng.
“Saat mengantar anak ke sekolah, kami harus berpapasan dengan banyak truk sampah. Bukan hanya baunya yang mengganggu, tapi tetesan air sampah dari truk-truk tersebut bahkan sampai menempel di seragam sekolah anak-anak,” keluhnya.
Dampak negatif yang dirasakan warga Desa Ciledug ini mendorong mereka untuk meminta perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bekasi.
“Kami berharap Pemkab Bekasi dapat memberikan kompensasi kepada warga Ciledug, mengingat desa kami adalah yang paling dekat dengan TPA Burangkeng,” tambah Rumiati.
Selain kompensasi, warga juga mengharapkan adanya program penanaman pohon kembali sebagai upaya mengurangi polusi bau sampah yang kini semakin mengkhawatirkan.
“Kami berharap pemerintah bisa menanam pohon-pohon tinggi sebagai pengganti yang sudah ditebang. Setidaknya itu bisa mengurangi bau sampah yang masuk ke kampung kami,” tutup Rumiati.
(red-amphibi).
Editor Raja