PONTIANAK – WARTAJAVAINDO, Pembongkaran Jembatan Gantung Sungai Segak yang menghubungkan Kabupaten Landak dan Kubu Raya memicu kemarahan warga. Aksi demonstrasi yang berlangsung pada Minggu (16/3/2025) bahkan sempat diwarnai ketegangan antara pendemo dan perangkat Desa.
Warga mengecam keputusan pembongkaran yang dilakukan tanpa musyawarah terlebih dahulu dengan masyarakat setempat. Jembatan ini merupakan akses vital bagi aktivitas ekonomi dan mobilitas warga di dua kabupaten tersebut.
Tindakan pembongkaran yang dinilai mendadak tanpa sosialisasi membuat masyarakat geram hingga turun ke jalan. Beberapa pendemo bahkan bersitegang dengan aparat desa yang dianggap tidak transparan dalam proses pengambilan keputusan.
Menanggapi polemik ini, salah satu pejabat Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan kepala desa, polsek, dan perangkat desa pada Jumat (14/3/2025).
Saat ini, kata dia, proses pengajuan hibah jembatan masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat.
“Kemarin hari Jumat sudah dilakukan pertemuan dengan kades dan polsek serta perangkat desa. Saat ini masih dalam proses di pusat sambil menunggu persetujuan hibah,” ujar pejabat BPJN Kalbar melalui pesan WhatsApp, Selasa (18/3/2025).
Namun, pernyataan tersebut belum sepenuhnya meredakan keresahan warga. Mereka tetap menuntut kejelasan terkait status jembatan dan solusi konkret dari pemerintah.
“BPJN Kalbar tetap berkomitmen untuk mengawal proses peninggian Jembatan Gantung Sungai Segak, dan meminta masyarakat untuk bersabar, bahwa Jembatan tersebut akan tetap diusulkan untuk dilakukan peninggiannya,”terangnya.
Berharap kepada masyarakat untuk bersabar dengan kepastian dan langkah cepat dari pemerintah agar akses penghubung antar-kabupaten dapat segera kembali normal.( Danil )