I MADE WIRADIANA, CROWN MANAGER: TUGAS SAYA MELAYANI BOS

0 0
Read Time:4 Minute, 3 Second

DENPASAR, WARTAWA JAVAINDO.COM –

Kesuksesan dan kebahagiaan seseorang terkadang diraih tidak harus dengan jabatan yang tinggi, namun lebih ditentukan dengan kenyamanan dan ketenangan pribadi.

Begitu juga dengan I Made Wiradiana S Kep, Ners, MEd, Mgt yang telah malang melintang bekerja di rumah sakit internasional hingga akhirnya menjadi seorang pengajar (dosen), bahkan menjadi Ketua STIkes. Namun akhirnya ditinggalkan begitu saja, kini menjadi mitra PT SNS-21 dan hidup nyaman, bahagia bersama keluarga, tanpa kekurangan suatu apapun.

Yang mengherankan lagi, pria asal Kabupaten Karangsem, Bali ini, kini merasakan hidup sangat nyaman. Bagaimana tidak, dia tidak lagi bekerja yang dibatasi dengan waktu. Pekerjaannya hanya silaturahmi ke sana kemari. Atau kalau lagi ingin malas-malasan, ya hanya tinggal di rumah saja.

Namun penghasilan per bulannya, mampu mengalahkan gaji seorang pekerja yang setiap hari selalu disibukkan dengan pekerjaannya, sehingga nyaris tidak ada waktu untuk bercengkrama dengan keluarga.

Pria kelahiran 18 September 1973 ini, begitu menamatkan sarjananya di STIK Sint Carolus Jakarta, langsung bekerja disebuah rumah sakit internasional di Jakarta, merangkap menjadi seorang dosen di STIKes Karya Husada Jakarta. Tidak lama kemudian, melanjutkan pendidikan S-2 nya di Universiy Malaya di Kualalumpur, jurusan Manajemen Pendidikan Keperawatan. Selain itu, juga kursus Emergency Development di Singapura. Dan akhirnya menjadi Dosen di Management & Science University (MSU), sebuah perguruan tinggi swasta terbaik di Malaysia, selama 12 tahun.

Begitu pula dengan istrinya, Ni Nyoman Indah Purnamasari yang juga seorang Master Keperawatan Khusus Medical Bedah, juga berprofesi sebagai dosen di Malaysia.

Namun demi panggilan keagamaan atau adat sebagai orang Bali, suami istri yang di Malaysia sudah berpenghasilan lebih dari Rp 50 juta itu, terpaksa harus pulang kampung. Di Bali, keduanya kembali bekerja sebagai dosen di STIKes, hingga akhirnya I Made Wiradiana diberi amanah menjadi Ketua STIKes di Jembrana, Bali.

Meski demikian, keduanya merasa bingung. Karena penghasilan per bulan yang diperoleh, jauh berbeda dengan saat dirinya ada di Malaysia.

“Itu sebabnya, saya berusaha mencari tambahan penghasilan. Dan kebetulan waktu itu saya dipekernalkan oleh seorang teman dengan produk SNS-21. Dan saya tidak bisa percaya begitu saja. Apalagi saya sangat kurang tertarik dengan bisnis MLM”, tutur pria dari satu orang putri ini.

Peluang

Di saat dilanda kebingungan itulah, dirinya ingat dengan kutipan dari Prof Hamka yang mengatakan, bahwa peluang itu datang secara tiba-tiba. Datang tidak menentu waktu dan datang saat diri kita susah. Nilailah peluang itu dengan bijaksana dan jangan dijadikan seribu alasan untuk tidak melihat peluang tersebut, karena akan hilang begitu saja.

“Intinya, bahwa peluang itu hanya akan datang sekali. Karenanya kalau tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, maka peluang tersebut akan hilang begitu saja”, ujarnya.

Berawal dari sinilah, dia mulai mempelajari dan mengenal lebih jauh tentang produk-produk PT SNS-21, terutama produk Susu Provit. Setelah dirinya merasa yakin, langsung daftar jadi member dan mulai menjalankan visi missi sesuai ketentuan perusahaan.

“Ternyata pendapat kebanyakan orang bahwa bisnis MLM adalah bisnis untuk menjual produk dan mengumpulkan orang sebanyak-banyaknya adalah sangat keliru. Bisnis MLM adalah profesi yang harus dilakukan dengan kerja keras untuk memperoleh hasil maksimal,” tandasnya.

Bisnis MLM khususnya dari PT SNS-21 sambungnya, adalah menjalin hubungan antar sesama manusia  untuk saling membantu, saling menyehatkan, bahagia bersama, dan meraih sukses secara bersama-sama. Sama sekali dalam bisnis ini tidak ada yang dirugikan. Keseluruhannya memperoleh manfaat dan untung bersama.

Itu sebabnya, seorang Wiradiana yang sama sekali tidak bisa berjualan dan sangat terbatas temannya karena telah meninggalkan Bali selama 20 tahun, awalnya hanya menginformasikan bisnis tersebut kepada kalangan keluarga terdekatnya.

Dari situlah, bisnis tersebut berkembang hingga akhirnya mitra bisnis yang dirangkul meluas sampai ke Palu, Kalimantan Selatan, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Papua. Dan dirinya berhasil meraih peringkat tertinggi sebagai Crown Manager dalam waktu 2 tahun 8 bulan.

“Jujur saja, begitu saya mengenal SNS-21, pekerjaan sebagai pengajar saya tinggalkan. Karena saya optimistis, bisnis ini akan membawa keberuntungan diri saya dan keluarga dimasa mendatang”, tuturnya.

Ternyata benar katanya, dengan menekuni binsis bersama dengan SNS-21 yang berdasarkan keikhlasan dan memberi peluang kepada banyak orang, rejeki itu datang. Di sinilah tangan-tangan Tuhan mulai bekerja dan saya baru percaya bahwa Tuhan Maha Segalanya.

Dari hasil sebagai mitra SNS-21, kini penghasilan per bulannya mencapai kisaran Rp 30 juta hingga Rp 40 juta. Bahkan sebelum pandemi, penghasilannya mencapai kisaran Rp 75 juta per bulan. Dari hasil bonus-bonus itu, kini Wiradiana sudah mampu membeli dua unit rumah, dua bidang tanah, mobil, motor, dan lainnya.

“Yang membahagiakan lagi, berkat minum Susu Provit seiap hari, kecerdasan anak saya, Putu Dheva Winda Angelia yang masih duduk di kelas 1 SMAN I Klungkung, Bali, meningkat. Dan kini lolos dalam seleksi nasional pertukaran antar pelajar ke Amerika Serikat”, ujarnya dengan bangga.

Apa yang diimpikan Wiradiana, kini sudah tercapai. Artinya, di masa tua tinggal menikmati hidup bahagia bersama keluarga.

“Meski demikian, saya tetap memiliki tugas yang tidak bisa saya tinggalkan sampai kapan pun, yakni melayani BOS (Bikin Orang Senang). Itu tugas saya sekarang dan sampai kapan pun”, demikian I Made Wiradiana. (Heru LS) Editor Raja

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *