Hari Santri Nasional, Meneladani Semangat Jihad Para Santri Yang Dikobarkan Oleh Ulama

OLEH : NUR FAIZIN
GROBOGAN. WARTAJAVAINDO.CO – Setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai hari Santri Nasional. Pada tahun ini, jatuh pada hari Kamis Legi, 22 Oktober 2020. Peringatan ini menjadi hal yang sangat penting karena tujuannya untuk mengingatkan masyarakat tentang resolusi jihad KH Hasyim Asyari (Pendiri Jamiyyah Nahdlotul Ulama’).
Redaksi kutip dari buku ‘Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren’ karya Abdulloh Hamid M.Pd, resolusi jihad tersebut menggerakkan santri, pemuda, dan masyarakat untuk bergerak bersama, berjuang melawan pasukan kolonial yang pada puncaknya terjadi pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945 (sebagai hari Pahlawan-red).
Latar Belakang Peringatan Hari Santri Nasional
Peringatan ini mengisahkan pada saat itu K.H. Hasyim Asy’ari yang menjabat sebagai Rais Akbar Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) menetapkan resolusi jihad melawan pasukan kolonial di Surabaya, Jawa Timur. Dan kondisi tersebut terlihat pada 21 dan 22 Oktober 1945 di saat pengurus NU Jawa dan Madura menggelar pertemuan di Surabaya. Pertemuan tersebut dilakukan untuk menyatakan sikap setelah mendengar tentara Belanda berupaya kembali menguasai Indonesia dengan membonceng sekutu.
Para santri pun meminta kepada pemerintah supaya menentukan sikap dan tindakan agar tidak membahayakan kemerdekaan serta agama. Pasalnya, perbuatan Belanda dan Jepang kepada Indonesia dianggap sebagai perilaku yang dzalim bagi NU, bangsa dan negara Indonesia. Sejak menyerukan resolusi jihad tersebut, para santri dan rakyat pun melakukan perlawanan sengit dalam pertempuran di Surabaya. Pimpinan Sekutu Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby pun tewas dalam pertempuran tersebut.
Hari Santri Nasional dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang ditandatangani oleh Presiden Ir. Joko Widodo di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dengan demikian, masyarakat bisa kembali mengingat perjuangan dan meneladani semangat jihad para santri yang dikobarkan oleh para ulama.
(red)