Harapkan Adat Sadranan Makam Mbah Jobeh Selain Jadi Obyek Wisata Religi Akan Jadi Rekomendasi Desa Mandiri Budaya di Kalurahan Petir, Rongkop.

0 0
Read Time:1 Minute, 39 Second

GUNUNGKIDUL, wartajavaindo.com – Tim monitoring dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta hadiri tradisi sadranan makam Mbah Jobeh di Kalurahan Petir, Rongkop, Gunungkidul, Kamis (5/9/2024).

Di awali kirab bregodo ala keraton Yogyakarta dan di ikuti bermacam macam gunungan yang dibuat seperti hewan ternak dan hasil pertanian yang digotong oleh masyarakat di 13 Padukuhan yang ada di wilayah Kalurahan Petir, Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul berjalan dari Balai Kalurahan menuju makam yang jaraknya kurang lebih satu kilo antusias masyarakat sangat luar biasa untuk mengikuti acara yang dianggap sakral di wilayah Petir dan sekitarnya.

Acara tahunan Sadranan ini di hadiri oleh Tim monitoring Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta  Iswandoyo , CB. Supriyanto, Panewu Rongkop Esi Suharto SH, MSi, Panewu Anom Kardiyono, Kapolsek Rongkop, Danramil 09 Rongkop, Lurah Petir Sarju beserta jajarannya.

Setelah sampai lokasi makam Mbah Jobeh upacara prosesi tradisi sadranan dipimpin langsung Lurah Petir Sarju di ikuti seluruh yang masyarakat yang hadir.

Dalam wawancaranya dengan awak media Tim monitoring dinas kebudayaan DIY, CB. Supriyanto, mengapresiasi Kalurahan Petir yang luar biasa dalam pelaksanaannya sudah melibatkan masyarakat, sudi biaya sendiri dan di sini memang diwajibkan karena merupakan kelurahan budaya. “harapan kami baik dari dinas kebudayaan maupun dari tim monitoring bahwa ini tugas saya adalah melakukan monitoring dan ini kami sampaikan bahwa di petir masih  punya potensi, mudah mudahan tahun depan ini kemasannya semakin bagus” imbuhnya.

Untuk menjadi kelurahan mandiri budaya CB. Supriyanto menerangkan status Petir itu merupakan Kalurahan berkembang, itu tetap di evaluasi apa turun atau naik, nanti kalau naik seperti kelurahan yang lain  langsung rintisan mandiri kalau maju, tapi kalau tetap diberikan kesempatan mengikuti kompetisi, masih ada akreditasi ulang atau monitoring ulang dari DIY.

“karena kalau sudah mandiri budaya itu pemda yang melakukan monitoring tapi kalau kami hanya sebatas menetapkan status tumbuh berkembang maju, disini ( Petir ) sudah berkembang makanya kemarin ikut monitoring kalau nanti ini naik ya berarti harapan untuk rintisan mandiri budaya dan mudah-mudahan nilainya bagus”  pungkasnya.

Semoga harapan masyarakat Petir untuk menjadi Desa Mandiri Budaya segera tercapai.

(Lee ano)

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *