GEREJA TUA DARI KAYU YANG UNIK & MEGAH DI KALICERET -TANGGUNGHARJO

0 0
Read Time:3 Minute, 18 Second

GROBOGAN WARTAJAVAINDO.COM —  Di Dusun Kaliceret Desa Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, terdapat bangunan gereja yang berdiri sejak zaman kolonial dan uniknya, bangunan gereja ini terbuat dari kayu dan nyaris  tanpa paku yang menancap. Gereja tersebut bernama Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU)

Dengan usia bangunan gereja tersebut sudah lebih dari 100 tahun. Kepada Tim Media Wartajavaindo Grobogan
Pdt Agus Tri Harjoko yang memimpin umat Kristen di Kecamatan Tanggungharjo, mengatakan bahwa, ” Gereja tersebut dibangun pada tahun 1898 dan pernah nyaris roboh karena tertiup angin kencang dari arah berlawanan,”Ungkapnya.
Di jelaskan
Agus bahwa gereja ini hanya berukuran 10×20 meter saja dan dulu bangunannya sempat miring hingga membuat gelisah jemaat Gereja. Namun tiupan angin kencang dari arah yang berlawanan tersebut juga membuat bangunan gereja bisa berdiri tegak lagi. Konstruksi yang lentur dan bisa miring untuk kembali tegak lagi itu kemungkinan karena ada plat pipih besi yang melingkat menyerupai sabuk dan mengikat seluruh bangunan berasitektur Jawa-Belanda,”terangnya.
Dikatakan Agus,
Itu sebabnya bangunan gereja ini sangat unik, karena nyaris tanpa paku. Ketika miring, para jemaat sempat memberi penyangga di beberapa bagian gereja,”jelasnya.

Diterangkan oleh Agus bahwa,”
Bangunan gereja ini di masa penjajahan hingga awal kemerdekaan sempat menjadi satu bagian dari rumah sakit. Namun, dalam perkembangannya, mengikuti perkembangan keramaian daerah maka rumah sakit dipindahkan ke pusat kota Purwodadi, dan
Renovasi Gereja
Meskipun sudah berusia lebih dari 100 tahun, namun tidak banyak renovasi yang dilakukan di gereja tua di Tanggungharjo Grobogan. Renovasi hanya dilakukan dengan mengganti lantai yang sebelumnya dari tanah dengan keramik. Sedangkan bangunan lainnya masih otentik sejak awal berdiri.
Di bagian depan gereja tua itu ada bangunan yang berfungsi sebagai rumah lonceng. Lonceng ini sangat besar dan suaranya juga cukup nyaring. Ketika lonceng dibunyikan, getaran suaranya bisa dirasakan hingga membuat tanah ikut bergetar.

Besarnya getaran itu tentu saja membuat ratusan umat Kristiani yang beribadah di gereja itu merasa khawatir. Mereka takut jika bunyi lonceng tersebut justru akan merusak seluruh bangunan. Kemudian disepakari dengan dana yang tersedia, umat Kristen setempat bergotong-royong memindahkan lonceng tersebut dan dibuatkan rumah sendiri untuk lonceng.

Meskipun sudah dibuatkan rumah sendiri, bunyi lonceng itu masih memiliki frekuensi tinggi dan getarannya masih dirasakan, meski sudah jauh berkurang.  Terkait tegaknya bangunan dari kemiringan sebelumnya, Dosen Teknik Sipil Universitas Katholik Soegijapranata, Djoko Setidjowarno, mengatakan bahwa,” secara manajemen teknis, penggunaan material kayu dilakukan terkait ketersediaan material untuk menyelesaikan bangunan dan
Pada tahun 1898, saat itu masih zaman VOC dan kontruksi yang di buat sudah sesuai dengan segi keamanan dan kenyamanan penggunanya,” Ungkapnya.

Djoko juga menjelaskan bahwa,” keberadaan gereja tersebut yang berada di Dusun Kaliceret Desa Mrisi Kecamatan Tanggungharjo tidak lepas dari pembangunan stasiun kereta api pertama di Indonesia sehingga  bangunan gereja tersebut dulunya merupakan satu kesatuan dengan pembuatan stasiun Kereta api Tanggungharjo pada saat itu,”jelasnya.

Djoko menambahkan bahwa dalam proses konstruksi gereja tua di Grobogan itu pekerja juga memanfaatkan besi rel di atas fondasi. Tegaknya bangunan dari kemiringan ini tidak lepas dari keberadaan besi sebagai pengikat bangunan sehingga bangunan tetap kokoh kendati sempat miring dan saat diterpa angin kencang, maka ada bagian dari bangunan yang justru menjadi tegak,”Pungkasnya.
Menurut Tokoh Masyarakat setempat kepada Tim Media Wartajavaindo Grobogan bahwa,”
GKJTU Kaliceret ini adalah peninggalan para misionaris yang dulu masuk ke Dusun Kaliceret pada abad 16 hingga 18. Saat itu Dusun Kaliceret masih berupa hutan dan banyak binatang liar, kemudian para misionaris dari lembaga Neukirchen Misision, seperti R.J Horsteman, Zimmerbeutel, Camp dan Kunhen masuk ke dusun tersebut. Selain menyebarkan agama Kristen,mereka juga membatu penduduk setempat dalam bidang kesehatan dengan membangun lembaga-lembaga kesehatan.
Lama kelamaan, jumlah umat Kristen di Dusun Kaliceret semakin bertambah sehingga dibangunlah gereja yang sekarang bernama GKJTU Kaliceret. Jemaat di Dusun Kaliceret tersebut memiliki tradisi unik, yaitu Bujono Pirukun. Tradisi makan bersama dengan sesama jemaat di GKJTU Kaliceret yang biasa diadakan setiap selesai ibadah perayaan Natal dan perayaan-perayaan Kristiani serta internal gereja lainnya.
Tim Media Wartajavaindo Grobogan mengucapkan “SELAMAT HARI NATAL 2021 DAN TAHUN BARU 2022”

Reporter: Media Wartajavaindo BANU DM.

Editor : Raja.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *