JEPARA – WARTAJAVAINDO.COM
Meski tren kasus Covid-19 di Jepara telah menurun, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) membaca indikasi terjadi lonjakan kasus. Momentum perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang tak diantisipasi dikhawatirkan bisa mematik sinyal gelombang ledakan berikutnya.
Upaya-upaya awal mengantisipasi kenaikan kasus virus korona pada Nataru, jadi salah satu pembahasan menarik antara jajaran Forkopimda bersama pendengar Radio Kartini Fm Jepara, Senin (22/11/2021). Yakni dalam dialog sosialisasi pencegahan penyebaran Covid-19, bertajuk menebar optimisme untuk Jepara yang lebih baik.
Program ini juga disiarkan secara langsung melalui akun media sosial lembaga penyiaran publik lokal tersebut.
Narasumber yang hadir pada kesempatan itu, Bupati Jepara Dian Kristiandi, Kajari Ayu Agung, Wakil Ketua DPRD Nuruddin Amin, Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Iptu Sobirin, Perwira Seksi Operasi Kodim Kapten Infanteri Triyono, dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Mashudi. Dalam dialog tersebut dipandu oleh moderator Kepala Diskominfo Jepara Arif Darmawan.
Bupati Jepara Dian Kristiandi menyampaikan, penurunan jumlah kasus berikut pelonggaran aktivitas perlu dilakukan ekstra hati-hati. Merujuk tahun sebelumnya, pergerakan massa yang timbul pada momentum Nataru, terindikasi meningkatkan jumlah kasus Covid-19. Di sisi lain, pihaknya pun tengah bersiap melakukan pengendalian mobilitas masyarakat, dan pengetatan protokol kesehatan (prokes).
“Kegiatan pulang kampung ini yang kemudian kita memang perlu antisipasi, karena warga Jepara juga banyak yang ada di luar daerah,” ujarnya.
Menurut dia, walau Pemerintah Pusat belum mengeluarkan ketentuan harus seperti apa, tapi sudah memberikan rambu-rambu. Bahwa pada Nataru tahun ini akan ada arus perjalanan mudik dalam jumlah yang tak sedikit. Dengan kepulangan mereka ke kampung halaman, dapat membuat mobilitas di masyarakat akan meningkat.
“Kita lebih mengutamakan kesiapsiagaan di seluruh elemen masyarakat, khususnya adalah kita masih mengefektifkan satgas-satgas yang ada di wilayah-wilayah,” kata dia.
Sembari menunggu aturan detail dari Pusat, Dian Kristiandi mengajak seluruh komponen pemerintah dan masyarakat agar tidak lupa bahwa Covid-19 masih jadi pandemi. Perlu kepedulian bersama untuk saling mengedukasi. Selain taat prokes, vaksinasi merupakan senjata terkuat untuk perlindungan diri.
Hal senada juga disampaikan Kajari Ayu Agung. Dia meminta agar warga tak lengah dan terlena dengan perbaikan kondisi pandemi di Jepara. Ia juga menganalogikan bahwa menghadapi Covid-19 ibarat sedang berperang.
Dengan konsep sistem pertahanan keamanan rakyat semesta yang dianut Indonesia, maka semua lapisan masyarakat punya kewajiban sama. Yaitu untuk menghadapi segala tantangan, hambatan, dan ancaman.
“Pandemi ini belum usai, jadi kita jangan terlena. Karena kalau terlena itu, apa pun juga ya kita jadinya kalah,” tuturnya.
Kajari mengatakan bahwa pemerintah sudah bekerja maksimal dalam penanganan pandemi ini. Namun, upaya apa pun tidak akan berhasil jika masyarakat masih menganggap enteng. Ayu juga mengajak masyarakat agar jangan takut untuk divaksin.
Menurut dia, pemerintah tidak mungkin membuat suatu kebijakan yang akan menjerumuskan warganya.
Jelang Nataru, Ketua FKUB sekaligus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jepara Mashudi mengingatkan agar warga terus menjaga dan meningkatkan toleransi antara-umat beragama. Dengan menghormati mereka yang merayakan Natal dan tahun baru, dia yakin kerukunan antar-masyarakat akan terus terjaga.
“Mari Jepara yang sudah baik, terus jaga kerukunan dan toleransi,” ujarnya.
Mashudi juga mengajak masyarakat, agar tidak perlu mengkhawatirkan keamanan dan kehalalan vaksin Covid-19. Karena vaksin yang berlaku di negeri ini sudah lulus uji klinis dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Termasuk telah mengantongi fatwa suci serta halal dari MUI.
(Sumber : Diskominfo Jepara)
Pewarta E John, Editor Radja