Dalang Dari Pungli Bansos Desa Resongo Diduga Dilakukan Oleh Tetua Kelompok

Probolinggo, wartajavaindo.com – Maraknya permasalah bantuan Sosial (bansos) di kalangan masyarakat bawah kini kian rame menjadi perbincangan, selain pengurangan jumlah penerima bansos kini terhembus kabar Pungli untuk pengambilan bansos sembako yang dilakukan oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab.
Sebut saja Ibu Mawar (bukan nama sebenarnya) warga Desa Resongo mengatakan:
“saya mendapatkan bantuan PKH berupa uang sebesar 600 ribu rupiah namun saya tidak di beri bukti struk hanya tulisan tangan biasa, itupun saya memberi imbalan ke ketua kelompok 50 ribu rupiah, karena kalau di beri 20 ribu rupiah takutnya bantuan saya di cabut, karena di sini sudah banyak yang di hapus, mau minta ATM saja saya takut. Sekarang ditambah lagi saya harus bayar 30 ribu rupiah untuk pengambilan bantuan sembako karena 2 bulan sekaligus, saya dapat beras sama telor saja, bayar itu buat saya berat namun mau gimana lagi saya butuh bantuan ini, saya takut jika melapor bantuan saya akan dihapus dan dimusuhi ketua kelompok”, jelas Mawar sedih.
Koorkab PKH Rosi ketika diberi informasi dugaan pungli tersebut menjawab :
“kami sudah turun ke lapangan tepatnya di Dusun Ronggotali Desa Resongo Kabupaten Probolinggo dan akan bertindak sebagaimana mestinya, menurut beberapa KPM pungutan tersebut tidak ada paksaan dari pihak ketua kelompok yang bernama YN, dan ATM memang ada di YN, sebenarnya memang tidak boleh ATM di pegang oleh pihak ke 3 namun itu dilakukan karena permintaan KPM agar waktu pengambilan di bantu oleh Ketua kelompok.
Adanya pungli menurut ketua kelompok (YN) itu sukarela dari pihak KPM , dan masalah uang PKH yang diambil namun struk pengambil tidak di berikan itu pun sudah kami utarakan ke pihak ketua kelompok. Dan dalam waktu dekat kami akan kumpulkan di balai Desa Resongo guna memberikan wawasan dan arahan, jelas Rosi yang selalu siap turun jika ada laporan dari masyarakat.
Sabtu (10/4) Badrus sebagai pemuda Resongo yang juga Ketua DPC LSM Teropong terkejut saat di konfirmasi oleh media, dan mengatakan:
“Maaf ya mas saya disini tidak menutut apapun dari permasalahan ini, jangan sangkut pautkan saya dalam permasalahan ini, mungkin YN ketua kelompok itu memang ada konflik pribadi sama saya. Monggo kerumah, saya tunggu”.
“Yang sangat menyakitkan ketika YN tilpon Ibu saya , kenapa saya yang di suruh di atur oleh orang tua saya dan kenapa bawa bawa orang tua saya, yang tidak tahu permasalahannya, bilamana ada apa-apa dengan orang tua saya atau kaget, akan saya laporkan karena telah menggangu keluarga saya, jangan mengadu kepada orang tua saya, saya punya kantor atau kalau tidak mau ke kantor kerumah saya, rumahnya sebelahan dengan rumah saya, yang perlu di atur itu bukan saya tapi dia, orang Dinsos sampek datang kerumahnya karena tidak bisa di atur. Untung aja masih belum di laporkan ke pada pihak hukum”, sambung Badrus
“Harapan saya terhadap pihak-pihak terkait seperti pendamping PKH buka mata dan telinga agar tahu di bawah itu ada apa? Dugaan saya Pendamping Redongo cuman makan gaji buta. Dinas sosial juga harus tegas mengambil langkah yang terjadi saat ini”, jelas Badrus dengan nada tinggi . (kopral ).
Editor: Raja