18 Mei 2025

wartajavaindo.com

LUGAS | CEPAT | TERPERCAYA

Astaga!!! Memeden Gadhu Di Hari Jumat Wage Bulan Apit Gentayangan, 

0 0
Read Time:2 Minute, 35 Second

JEPARA-wartajavaindo.com.

Senin 5/6/2023. Memeden Gadhu di hari Jumat Bulan Apit Gentayangan.

Festival Memeden Gadhu (F.M.G) dalam Festival Hantu Gadhu adalah suatu tradisi lama dari petani-petani kuno di Jepara tepatnya Kecamatan Bangsri. Festival ini diadakan di Desa Kepuk, kecamatan Bangsri kabupaten Jepara. Festival Memeden Gadhu rutin digelar setiap Jumat Wage bulan Apit penanggalan Jawa, atau bulan Dzulkaidah penanggalan Hijriyah.

 

 

Pada pembukaan Festival Memeden Gadhu ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari unsur pemerintahan di wakilan Ida Lestari, dari Disparbud, Petinggi Desa Kepuk, Sawi. S.pd.I, jajaran perangkat Desa Kepuk, Keamanan Linmas, FKPM, Desa Kepuk, budayawan dan kesenian Emprak , Reyok Barong,  kabupaten Jepara serta masyarakat Desa Kepuk.

 

Jatmiko selaku Ketua  Gema petra Desa Kepuk , mengucapkan banyak terimakasih Festival Memeden Gadhu ini sudah tradisi kita yang membangun energi kita bersama dalam melestarikan budaya yang ada di Desa Kepuk , Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Resmi dibuka Festival Memeden Gadhu ini  ke – 14 mengurus Burung Hantu sebagai Icon.

 

 

Kepala Desa Kepuk Sawi S.Pd.I menjelaskan kepada masyarakat bahwa memedi gadhu muncul, karena memedi sawah ini muncul di luar musim tanam padi (yang disebut gadhu). Karena musim tanam tidak bersamaan, maka pemilik sawah membuat memedi sawah gadhu yang disingkat memedu. Dari sinilah muncul istilah memedi gadhu  atau memeden gadhu. Festival Memeden Gadhu merupakan acara sedekah bumi warga, sebagai ungkapan rasa syukur pada Allah SWT yang telah diberikan bumi pada para petani.

 

 

Festival Memeden Gadhu ini bukan hanya sebagai pegingat tradisi masa lalu tetapi juga nostalgia lomba tradisi tempo dulu.Hal ini dilatarbelakangi karena sudah banyak jenis dolanan anak zaman dulu yang sudah banyak menghilang. Anak zaman sekarang sudah tidak banyak mengenal dolanan-dolanan lawas yang pernah dimainkan kala kecil dulu seperti,setinan, kelereng , egrang, dakonan, dan lain sebagainya.

 

Latar Belakang

Petani sudah kehabisan cara mengusir musuhnya. Musuh alami hama perusak tanaman lenyap diburu orang. Ular, misalnya, diburu untuk kepentingan industri dan makanan olahan. Selain itu, katak dan burung dibabat habis untuk makanan dan hiasan rumah.Sehingga wajar bila hama Tikus, Wereng, burung dan sejenisnya makin merajalela. Sekelompok anak muda di Jepara mengingatkan bahwa masih ada cara jitu mengusir hama perusak tanaman, seperti burung. Tidak dibunuh, tetapi dengan konsep lama, yakni membuat memedi sawah. “Cara ini ramah lingkungan,” kata Jatmiko, Koordinator  Gabungan Masyarakat Peduli Tradisi dan Budaya Jepara, kemarin. Jatmiko bersama kelompoknya menyelenggarakan Festival Memeden Gadhu, Pameran Seni dan Kerajinan Tempo Doeloe, selama empat  hari sejak tanggal 2-5 Juni di Desa Kepuk, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara.

 

 

Dipilihnya desa itu karena pertaniannya sangat potensial dan sebagian besar masyarakatnya hidup dari petani atau buruh tani. Desa berpenduduk sekitar 5.400 jiwa itu memiliki area persawahan seluas sekitar 266 hektare.“Kami dukung, sekalian upacara sedekah bumi,”kata Sawi Kepala Desa Kepuk. Selama ini, sebagian besar petani memang sudah meninggalkan budaya pengusir Burung yang disebut memeden gadhu. “Mereka memilih berteriak-teriak atau dengan plastik yang digerak-gerakkan,”ujar kepala desa sawi.

 

 

Tujuan diadakannya Festival Memeden Gadhu adalah sebagai Sedekah Bumi atau manganan dengan mengarak tumpeng raksasa tersendiri merupakan suatu upacara adat,” pungkasnya.

 

Rept  Badi/Raja

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *