Wartajavaindo.com Blora 20/11/2024
Lokakarya Pembangunan Ekomomi Hijau yang di adakan di Pendopo Rumah Bupati Blora yang di selenggarakan oleh FPHJB ( Forum
“Ratusan Petani Hutan Blora dan jajaran Perhutani se Blora Raya siap bekerjasama suburkan hutan untuk kemakmuran bersama dengan skema Perhutanan Sosial Kemitraan Kehutanan”
Petani sorgum dari Blora, Sugianto berharap adanya bantuan jalan produksi di hutan
Lokakarya Ekonomi Hijau
BLORA, ME – Forum Petani Hutan Jati Bumi gelar Lokakarya Pembangunan Ekonomi Hijau, pada hari Rabu pagi hingga siang (20/11/2024) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, jalan Alon – Alon Utara. Lokakarya tersebut mengundang apresiasi dari para Narasumber, karena menghadirkan para Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) penerima SK 185 dan 192 dan KTH rintisan untuk pengajuan program Perhutanan Sosial Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus.
Mewakili Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Kementerian Kehutanan, Kepala Balai Perhutanan Sosial Kemitraan Lingkungan Wilayah Jawa, Danang Kuncara Sakti, mengungkapkan apresiasi atas inisiasi lokakarya tersebut di atas, untuk menjembatani kerjasama antara Petani Hutan yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) dengan pihak Perum Perhutani se Blora Raya, yang terdiri dari Kesatuan Pemangkuan Hutan Blora, Cepu, Randublatung, Mantingan dan Kebonharjo.
“Saya apresiasi atas terselenggaranya lokakarya pembangunan ekonomi hijau ini, yang diinisiasi oleh Forum Petani Hutan Jati Bumi, ini adalah upaya membangun jembatan koordinasi dan komunikasi antara KTH dan Perum Perhutani untuk bekerjasama dengan skema Perhutanan Sosial Kemitraan Kehutanan atau PSKK dan Kemitraan Perhutani Produktif, sesuai dengan Kepmen Nomor 478 tahun 2023,” ujarnya.
Pintu Komunikasi Terbuka
Di tempat yang sama Penasehat FPHJB, Tejo Prabowo dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pihaknya bersama KTH penerima SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 185 dan 192, yang diserahkan langsung oleh Presiden Jokowi pada bulan maret tahun 2023 tersebut, merasa resah, karena tidak kunjung mendapatkan kejelasan terkait pelaksanaan Perhutanan Sosial KHDPK di wilayah KPH se Blora Raya.
“Kami sempat resah, bagaimana nasib para petani hutan yang menerima SK 185 dan 192, tetapi saat akan menggarap lahan harus gontok – gontokan dulu dengan pihak Perhutani, oleh karena itu kemarin kami beradiensi dengan Kepala KPH Perhutani Blora, dan kita lanjutkan dengan gelar lokakarya ini, hari ini kita lirik – lirikan, kemudian pendekatan dan harapan kami ijab kabulnya adalah penandatanganan kerjasama PSKK dan KKP dengan KTH,” ungkapnya.
Mewakili Pelaksana Tugas Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati, untuk memberikan sambutan sekaligus menjadi keynote speaker, Asisten 2 Bupati bidang Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Dasiran mengjak semua anggota KTH untuk mendengarkan secara detail terkait lokakarya tersebut di atas, atas nama Pemerintah Kabupaten Blora menyambut baik terhadap upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi untuk masyarakat petani hutan tersebut.
Jaga Hutan Bersama
Kepala Seksi Utama Kemitraan Produktif Perhutani Divre Jawa Tengah, Iwan Setiawan dalam.paparannya menyampaikan ajakan untuk bekerjasama dalam menjaga hutan dan membangun kemitraan yang produktif, sebagai upaya nyata meningkatkan perekonomian para petani hutan, sesuai dengan regulasi yang ada, yaitu PSKK dan KKPP.
“Jadi kami ini, juga menjalankan tugas dari negara untuk mengelola kawasan hutan dengan pengelolaan khusus ini bersama KTH, dengan melaksanakan regulasi yang ada, kami mohon jangan ada penebangan kayu liar, untuk menggarap lahan PS KHDPK, mari kita bersinergi dan bekerjasama jaga hutan kita, sesuai harapan dari FPHJB yaitu Hutan Subur, Rakyat Makmur,” paparnya.
Di tempat yang sama, pengusaha bidang peternakan sapi dan kambing, yaitu Chief Executive Office PT Lembu Setia Abadi Jaya, Arie Triyono, memaparkan pentingnya pembangunan pertanian dan peternakan modern yang terintegrasi antara hewan ternaknya dengan bahan pakan ternak yang ditanam oleh Petani sendiri, seperti sorgum,
“Saya mengajak kepada Petani KTH untuk mengembangkan peternakan sapi, dan menanam sorgum, rumput pakcong dan rumput idamami untuk jenis pakan ternak alami, yang bisa diupayakan untuk pemenuhan pakan ternak, kita bisa kerjasamakan antara petani hutan dengan kami dari PT LSAJ, tapi kami minta jangan hanya 2 tahun masa kontrak kerjasamanya, sebagai pengusaha jelas kami rugi kalau hanya 2 tahun, jadi kepastian hukum penting bagi kami ” ungkapnya.
Turut memberikan pemaparan terkait tanaman perkebunan untuk sorgum, adalah Prof. Rubiyo, Ahli Peneliti Utama dari Badan Riset Nasional atau BRIN, dan Praktisi Peternakan Domba, John Miftah Ahmad dari Malang yang asli dari Dukuh Glagahan, Desa Jepangrejo, turut memaparkan potensi ternak kambing. Lokarya Pembangunan Ekonomi Hijau tersebut didukung oleh Pemkab Blora, SKK Migas – Pertamina (salam)