Sosialisasi “4 Pilar”, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, Menyapa Para Buruh Jepara

Wartajavaindo.com

Jepara – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat atau yang akrab dengan sapaan mbak Reri, menyapa buruh Jepara dalam sebuah acara sosialisasi “4 Pilar” yang digelar di sebuah kafe bernuansa joglo di Pecangaan, Jepara, pada Kamis, 14 November 2025. Sekitar 150 orang perwakilan serikat pekerja dari seluruh kabupaten, yang tergabung dalam Aliansi Serikat Buruh Jepara, hadir dengan penuh antusias. Di samping Lestari, tampak pula Wakil Ketua DPRD Jepara, H Pratikno, serta Ketua DPC SPSI Jepara, Murdiyanto, Ketua Komisi C DPRD Jepara Nur Hidayat.

Murdiyanto atau yang akrab dengan sapaan mas Dian, membuka sambutannya dengan nada syukur:

“Buruh Jepara bersyukur bisa bertemu pejabat lembaga tinggi negara wakil ketua MPR RI Lestari Moerdijat. Karena biasanya teman‑teman buruh kalau mau ketemu pejabat negara harus pakai mobil komando alias dengan demo, lha ini bisa ketemu secara langsung dan berdiskusi dengan santai dengan beliau. Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi‑tingginya kepada beliau.” kata Mas Dian dengan antusias.

Kata‑kata itu disambut tepuk tangan meriah. Mbak Reri menanggapi dengan hangat, kemudian menyampaikan pemaoaranmen tentang makna empat pilar kedaulatan rakyat, supremasi hukum, keadilan sosial, dan persatuan bangsa serta menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, legislatif, dan serikat pekerja untuk mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan.

Wakil Ketua DPRD Jepara yang sekaligus ketua DPRD NasDem, Pratikno menambahkan,

“Kami di DPRD selalu siap mendengar aspirasi buruh. Pertemuan hari ini menunjukkan bahwa dialog yang akrab dapat menghasilkan solusi yang lebih konkret.” ujar Pratik.

Sementara itu, para buruh berkesempatan mengajukan pertanyaan seputar upah, jaminan sosial, dan program pelatihan vokasi. Atas pertanyaan tersebut, mbak Reri menjanjikan akan menyampaikan masukan tersebut dalam forum MPR dan mendorong kebijakan yang lebih pro‑buruh.

Acara yang berlangsung di ruang terbuka kafe itu diakhiri dengan foto bersama, hidangan khas Jepara, dan suasana keakraban yang menegaskan bahwa, meski tanpa “mobil komando”, suara buruh tetap dapat didengar langsung oleh pemimpin negara.

(Edi P)