22 Mei 2025

wartajavaindo.com

LUGAS | CEPAT | TERPERCAYA

Solusi Mengurangi Pencemaran Lingkungan, Pria Asal Desa Sugihan  Jatiroto Wonogiri Berhasil Kemas Kotoran Hewan Jadi Pupuk Organik

1 0
Read Time:1 Minute, 57 Second

WONOGIRI, WARTA JAVAINDO – Kompos organik merupakan limbah dari kotoran hewan dan daun -daunan yang di nilai kurang bermanfaat oleh para petani Wonogiri, padahal setelah di olah dengan cara fermentasi dan serius akan menghasilkan sebuah pupuk organik yang banyak di minati oleh petani milenial .

” Midi warga Desa Sugihan , Kecamatan Jatiroto berhasil mengolah kompos organik dengan bahan baku kotoran sapi dan kotoran kambing . Ia mengatakan pada wartawan saat di temui bahwa pupuk organik hasil fermentasi seperti buatan saya ini di nilai kurang bermanfaat , terlihat petani masih mengandalkan pupuk kimia buatan pabrik , akan tetapi bermunculan petani muda milenial pupuk kompos fermentasi mulai di lirik , terutama untuk jenis tanaman hortikultura dan buah -buaham ,” ucap Midi.

“Pupuk kompos organik buatan saya juga menjadi penelitian dari Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan pertanian pada Tahun 2023, disusul dari Universitas Negeri Surakarta (UNS) melakukan hal yang sama, mereka mengapresiasi atas kelayakan pupuk kompos organik buatan saya”.

Kendati demikian, petani di Wonogiri masih cenderung dengan pupuk pabrikan berkadar kimia, padahal menurut penelitian yang disebut pupuk kompos fermentasi akan bisa memulihkan unsur hara pada tanah, sehingga cepat atau lambat tanah akan pulih menjadi gembur dan subur.

Midi mengawali usaha pembuatan pupuk kompos fermentasi ilmu yang di dapat dari pelatihan-pelatihan, maka ia tidak mau di sebut usaha asal asalan karena kompos fermentasi yang dikelola ada sertifikat resmi dari Kementrian Investasi dan penanaman modal pada 29 Juli 2024. Ada jumlah dua sertifikat pengolahan kompos kotoran hewan kambing dan satunya sertifikat pengolahan kompos kotoran hewan sapi. Jadi kompos fermentasi yang di sebut pupuk organik hasil olahan Midi diakui keabsahan-nya.

Adapun bahan baku kotoran sapi dan kotoran kambing dari ternak warga dengan cara dibeli harga fantastis sesuai harga limbah yang jarang digunakan menjadi pupuk dan tidak ada nilainya, lantas Midi mengolahnya dengan cara fermentasi yang bisa meraup keuntungan besar. Bahan yang ia beli Rp 5000/ karung kotoran sapi sedangkan kotoran kambing Rp 10.000 / karung.

Kotoran hewan tersebut setelah diolah menjadi pupuk fermentasi Midi menjual Rp 35000/ karung hasil olahan kotoran sapi, sedang Rp 40.000 /karung kotoran kambing. Limbah yang awalnya tidak begitu dilirik oleh petani setelah diolah lewat proses secara serius akan memiliki nilai jual yang sangat fantastis berlipat.

“Pupuk kompos organik bagi petani di desa saya belum begitu familier dan belum begitu tahu manfaatnya, apa mungkin kurangnya sosialisasi pemerintah desa terhadap kegunaan pupuk organik”,  pungkas Midi.

(Nandar .s)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *