SEMARANG, wartajavaindo.com
Hujan lebat yang mengguyur Kota Semarang sejak Sabtu siang hingga Minggu dini hari, selain menyebabkan genangan air di beberapa ruas jalan di Semarang, juga menyebabkan jebolnya tanggul penahan gelombang di Kampung Tambak Lorok, Semarang Utara.
Akibat jebolnya tanggul penahan gelombang tersebut, puluhan rumah warga di RT 01, RW 15, rusak dan mengaramkan perahu-perahu nelayan yang sedang ditambatkan dekat tanggul penahan gelombang tersebut.
Menurut keterangan salah seorang warga di RT 01, RW 15 Tambaklorok, Semarang Utara, gelombang air pasang yang mengakibatkan tanggul penahan gelombang itu jebol terjadi sekitar pukul 23.00 malam.
“Suasana malam masih hujan lebat, dan tahu-tahu air laut datang seperti bah menerjang masuk ke kampung RT 01, RW 15. “ ungkap warga.
Warga yang rumahnya mengalami rusak berat akibat terjangan banjir gelombang pasang naik itu antara lain : 1.Jum Ssani. (1kk/ 2 jiwa), Mur Faizah.( 1 kk / jiwa), Mulyono. (1 kk /2 Jiwa), Suranto (1 kk /4 jiwa), Darmadi (1 kk/ 5 jiwa), Kamin (1 kk/5 jiwa). Muh Ahmad Soleh (1 kk/ 3 jiwa). Slamet Romandhon(1k/ 4 jiwa), Siti (1 jiwa), 10. Sutrimo (1 kk/4jiwa), Sarmonah (1 jiwa), Ngatminah (2kk 4/ jiwa) dan Toni (1 kk/ jiwa).
Pihak Dinas BPBD Kota Semarang, aparat Kepolisian, dan Danramil Semarang Utara yang menerima laporan adanya banjir akibat gelombang pasang air laut di Tambaklorok itu, segera mendatangi lokasi dan memberi bantuan kepada warga yang terkena musibah.
Tak ada korban jiwa akibat banjir gelombang pasang naik itu, tapi telah menimbulkan kerugian ratusan juta, akibat rusaknya rumah-rumah warga dan perahu nelayan di Tambaklorok..
Pohon Tumbang
Sementara di tempat terpisah, Sabtu siang Kota Semarang disapu angin Kencang. Akibatnya pohon tumbang terjadi di beberapa titik seperti di Jalan Kompol Maksum, dan Taman Madukoro. Sejumlah papan Media Luar Ruang (MLR) seperti reklame rusak juga terjadi di Simpang Sisimangaraja.
Menurut Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Semarang, Iis W Harmoko, angin kencang yang terjadi di Jawa Tengah khususnya Kota Semarang, hasil analisis sementara lebih ke arah lokal akibat awan konvektif.
Didukung juga dengan kondisi labilitas udara yang cenderung tidak stabil. “Hal ini lumrah terjadi di bulan Desember,” ungkapnya kepada wartawan. Penyebab lain, lanjut dia, dapat juga karena tekanan udara rendah di wilayah laut Jawa menyebabkan konvergensi.
“Fenomena ini dipengaruhi pula oleh angin muson barat yang semakin kuat dan efek dari musim hujan di pergantian tahun. Jadi angin kencang tak hanya di darat namun juga di laut,” jelasnya.
Iis berpesan warga tak perlu risau fenomena angin kencang ini menyebabkan puting beliung. Namun dia meminta warga agar tetap waspada beraktivitas di luar rumah terutama di dekat bangunan, pohon, dan tempat-tempat yang mudah roboh.
“Diprediksi fenomena ini tidak bertahan lama satu dua hari akan hilang. Tetapi beberapa hari kemudian akan muncul lagi,” terangnya. (02)
Pewarta : Indra, Editor : bangsar