SEMARANG, WARTA JAVAINDO-Hotel Grasia Semarang (12/9). Adalah Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri atau PERSADANI bekerja sama dengan Kesbangpol dan Kemenag Kota Semarang, menggelar acara Dialog Kebangsaan dan Penguatan Moderasi Beragama untuk Pelajar. Dihadiri sekitar 50-an peserta yang dihadiri dari perwakilan guru atau siswa SMA negeri dan Swasta se-Kota Semarang.
Beberapa Nara Sumber yang hadir diantaranya Ustadz Hadi Masykur,mantan Napi Teroris sekaligus Wakil Sekretaris Yayasan Persadani, Drs H. Sapto Adi Sugihartono,MM sebagai kepala Badan Kesbangpol Kota Semarang serta Drs.H.Ahmad Farid, MSI menjabat sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang.
Para Peserta terlihat sangat antusias mengikuti dialog tersebut. Terbukti banyak pertanyaan baik dari siswa atau guru yang di alamatkan kepada Ustadz Hadi Masykur yang dulunya penganut Radikalisme sekarang menjadi Moderat bahkan memberikan edukasi bagaimana siswa terhindar dari faham radikalisme. Dialog Kebangsaan yang di moderatori oleh Joko Hartono S.TP,M.Si, ( sekretaris Kesbangpol Kota Semarang ) menjadi menarik dan hidup, karena dikemas sedemikian rupa, dan di akhir sesi tanya jawab, beberapa guru “request” ke Ustadz Hadi Masykur agar bisa bersilaturahmi ke sekolah sekolah mereka, untuk bisa memberikan “pencerahan” tentang makna Moderasi Beragama serta bagaimana terhindar dari faham radikal.
Dialog kali ini mungkin bagi para siswa atau guru terasa “istimewa” karena berhadapan langsung dengan para pelaku yang dulunya adalah teroris, yang setelah keluar dari penjara melakukan “pertobatan” dengan cara melakukan “kontra” radikalisme, berjanji tidak akan mengulangi lagi, serta ikut membangun Negeri setia pada NKRI, Pancasila dan UUD 1945. Maka terbentuklah wadah yang bernama Yayasan Persadani yang anggotanya adalah para mantan Napiter tersebut. Didirikan pada tahun 2020, sesuai akte Notaris Dr.Muhammad Hafidh,SH No: 24 Tanggal 28 Februari 2020.
Beberapa pertanyaan dalam dialog tersebut diantaranya, hari ini untuk bisa menjadi intoleran aktif maupun radikal cukup melalui medsos, bagaimana antisipasinya, bagaimana menyikapi perbedaan aliran atau mazab, lalu agama dan politik apakah di pisah atau di satukan, serta beberapa pertanyaan lainnya.
Dalam paparannya,Hadi Masykur – yang dulu pernah menjabat sebagai sekjend JI, mengatakan, agar membiasakan anak bisa curhat kepada orang tuanya, sediakan waktu khusus untuk anak agar bisa dekat dengan orang tua, sehingga dengan maraknya medsos atau online si anak curhat ke orang lain bisa di hindari.
“Bahwa seorang ibu merupakan sekolah madrasah nomer satu, jangan sampai info dari “luar” lebih banyak dibanding info dari keluarga,”kata Hadi Masykur
Terkait dengan Moderasi Beragama, Syarif Hidayatullah sekjend FKUB Kota Semarang, Penyuluh Agama yang juga salah satu “inisiator” terbentuknya Yayasan Persadani, menyatakan bahwa, kegiatan ini sebagai bukti nyata bila para eks napiter pun sudah sampai pada tahap menggaungkan salah satu prioritas kemenag yaitu penguatan moderasi beragama dengan sasaran para pelajar SMA se Kota Semarang.
“Harapan selanjutnya pengalaman dapat membantu pemerintah secara cepat untuk mencetak generasi muda yang moderat yang kelak akan menjadi pemimpin di negeri ini,” imbuh Syarif.
– Pram –