Sedekah Bumi Desa Ngambakrejo-Tanggungharjo Dimeriahkan Dengan Arak-arakan Dan Wayang Kulit 

0 0
Read Time:2 Minute, 25 Second

GROBOGAN, Wartajavaindo.com – Upacara Sedekah Bumi merupakan salah satu upacara adat berupa prosesi seserahan hasil bumi dari masyarakat kepada alam yang dilakukan di bulan apit pada penanggalan Jawa. Upacara ini biasanya ditandai dengan pesta rakyat dan kenduren yang diadakan di balai desa atau di lahan pertanian maupun tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat desa. Upacara ini sudah berlangsung turun termurun dari nenek moyang kita, dan berkembang di Pulau Jawa, terutama di wilayah yang kuat akan budaya agraris seperti yang ada pada masyarakat Grobogan.

 

Melalui tradisi ini warga berharap agar diberi banyak limpahan rezeki dan dijauhkan dari bahaya oleh Allah Yang Maha Kuasa. Sedekah bumi atau apitan juga dilakukan untuk mempererat persaudaraan antar warga. Selain itu sedekah bumi juga bertujuan meneruskan atau melestarikan budaya Jawa. Di desa – desa yang ada di Kabupaten Grobogan, setiap tahunnya biasa mengadakan kegiatan tradisional tersebut dengan hiburan wayang kulit siang dan malam.

 

Untuk Desa Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan

Setelah dua tahun lamanya kita dilarang mengadakan kegiatan yang mengundang kerumunan massa, kini setelah pemerintah melonggarkan aturan berkerumun tapi tetap jaga Prokes.

 

Desa Ngambakrejo sendiri tradisi arak arakan kepala kerbau dan hasil bumi dilakukan pada hari Sabtu tanggal 11/06/2022 pukul 12.00 wib kemarin, yang di mulai dari rumah kepala Desa Agus Mulyono.

 

Wujud syukur dari Warga masyarakat

Dimulai dengan antusias warga Ngambakrejo sendiri mempersembahkan hasil buminya dengan dikumpulkan bersama sama untuk dibuat gunungan hasil pertaniannya dan diarak bersama dengan kepala kerbau,

prosesi arak arakan yang dimulai dari rumah kepala Desa Ngambakrejo Agus Mulyono beserta istri (Sulistiyani) yang berpakaian khas adat Jawa kemudian diikuti

Semua perangkat desa beserta istri dengan berpakaian adat Jawa,kader kader PKK, RT, RW, tokoh masyarakat, tokoh agama,dan karang taruna.

 

Dalam prosesi Arak arakan tersebut terlihat penuh kemeriahan, meluapkan rasa syukur kehadiran robbi izzati Alloh SWT.

 

Sesampainya di balai desa gunungan yang diarak dibagi bagikan ke masyarakat, kepala kerbau ditanam kepala desa  Agus Mulyono sebagai syarat ritual, tolak balak, dengan memanjatkan doa minta kehadirat Allah masyarakat desa Ngabakrejo, Damai,Gemah ripah lohjinawi.

 

Di sela kegiatan tersebut Agus Mulyono kepada Tim Media Wartajavaindo Grobogan menyampaikan :

“Bila saya dipercaya masyarakat Ngambakrejo, tradisi seperti ini akan saya hidupkan terus, alias tak uri – uri, juga tradisi wayangan juga tetap saya adakan, sebagai uri – uri tradisi adiluhung nenek moyang,” Ujarnya.

 

Dikatakan Agus Mulyono ,

“kita jangan lupa atas jasa para leluhur kita, bahwa peninggalannya harus kita lestarikan terus, itu yang kita tanamkan ke anak anak kita”, ungkapnya.

 

Agus Mulyono berharap dengan Sedekah Bumi (apitan) Desa Ngambakrejo menjadi makmur, gema-ripah loh-jinawi, tinebih no saking balak lan gegebluk, tentram ayem.

 

Tidak ketinggalan juga tradisi wayang kulit, pada hari minggu tanggal 12/06/2022, sehari semalam di depan balai desa Ngambakrejo, dengan lakon Bima Krida, oleh dalang Ki Hadi Purwito, yang dihibur oleh Gareng & panjol, lawak yang sudah tak asing lagi.

Reporter : Media Wartajavaindo BANU DM.

 

Editor : Raja .

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *