Lord Rangga Sebut Karya Anak Kendal Miliki Kontribusi Cegah Konflik di Dunia

KENDAL, wartajavaindo.com
Lord Rangga mantan petinggi Sunda Empire, menyebut, Portades atau Progam Digitalisasi Buku C Desa karya anak muda asal Kendal memiliki kontribusi dalam mencegah terjadinya konflik di dunia akibat sengketa pertanahan.
Lord Rangga mengungkapkan hal ini saat menerima kunjungan penggagas dan pendiri Portades, Juni Prayitno yang merupakan pemuda asal Kendal.
Pria yang pernah menyita perhatian publik karena mengaku sebagai Sekjen Kerajaan Sunda Empire mengatakan, jika saat ini sering kali terjadi konflik-konflik tanah. Maka, Portades bagi dirinya selaku pemangku bumi dan pemimpin tatanan dunia baru menjadi bagian penting dalam mencegahnya.
“Saya memberikan apresiasi dan respek atas karya besar Portades. Ini bisa digunakan diseluruh wilayah NKRI. Ini juga menjadi kekuatan kedaulatan yang utuh sehingga menjadi sebuah bentuk bela bangsa, bela negara dan bela bumi bersama,” kata Lord Rangga dalam sebuah tayangan video pertemuannya dengan Juni Prayitno.( Minggu, 3/4/2022).
Menurutnya, konflik pertanahan yang terjadi di desa bisa meluas menjadi konfik negara hingga konflik dunia.
“Selaku pemimpin tatanan dunia baru, saya rekomendasikan ini kepada Presiden Jokowi dan semua gubernur untuk memakai Portades. Mau tidak mau pakai ini, supaya bisa membantu Pak Jokowi juga terkait sistem kedaulatan pertanahan,” sebutnya.
“Seharusnya Kemendagri bisa langsung merespon ini untuk membantu kinerja pemerintah. Namun biarlah nanti Pak Jokowi yang memerintahkannya langsung,” imbunya.
Lord Rangga mengaku sangat bahagia dengan kedatangan Juni Prayitno. Menurutnya, pendiri Portades tersebut adalah seorang tamu agung.
Ia membeberkan, terkait dengan Portades yang kaitannya pertanahan atau bumi, dahulu sudah dipetakan menjadi A line, B line dan C line. Terakhir, era Suharto membuat percil D yang diboyong ke satu negara yang saat ini menjadi pemangku kekuasaan dunia.
Lord Rangga juga mengungkapkan, persoalan pertanahan saat ini penting. Dalam dunia 3, sebuah ketertiban bukan hanya persoalan tentang kedaulatan pangan saja. Tetapi juga mencakup tentang persoalan bumi atau pertanahan. Kemudian masalah hukum.
“Jadi kalau tidak punya tanah jangan bicara soal hukum,” tegasnya.
Lord Rangga disisi lain mengibaratkan, jika seseorang memiliki sebidang tanah dengan luasan 1.000 meter, sebagai korp diplomatiknya tentu akan dipagar. Siapapun yang mencoba datang dan mengusainya tentu akan dilawan mati-matian dengan sekuat tenaga yang dimilikinya.
Selanjutnya, Juni Prayitno mengaku sengaja berkunjung ke kediaman Lord Rangga sebagai ajang silaturahmi. Ia mengenal Lord Rangga beberapa bulan yang lalu dan baru kali ini bisa bersilaturahmi di kediamannya.
Mengenai Portades, Juni menjelaskan bawa aplikasi tersebut merupakan program digitalisasi buku letter C yang dibuat pada tahun 2017 dan telah digunakan di 569 desa di Indonesia.
“Portades ini adalah sebuah aplikasi untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan publik terkait pertanahan dan juga untuk menyelematkan arsip desa,” kata Juni.
Langkah ini diupayakan oleh Juni Prayitno sebagai penyelamatan arsip yang ada di desa. Dikatakan, jika arsip tanah yang ada di desa masih berbentuk manual bisa rusak dan termakan rayap atau hilang. Sedangkan letter C sendiri merupakan satu-satunya arsip penting yang ada di desa, kalau desa tidak punya, maka akan rentan terjadi sebuah konflik.
(BJ)
Editor : Raja