JEPARA – WARTAJAVAINDO.COM
Desa Tempur menjadi perhatian bupati jepara Dian Kristiandi karena beberapa wilayah di tempur sering mengalami longsor. Kunjungan Bupati ke Desa Tempur didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Arwin Noor Isdiyanto dan Camat Keling Budi Krisnanto. Rombongan Bupati disambut oleh Petinggi Desa Tempur Maryono dan warga masyarakat. Jumat (19/11/2021)
Meski telah dipasang 5 alat pendeksi tanda tanda akan terjadinya alam bisa berupa bencana (pergerakan tanah) yaitu Early Worning System (EWS). Alat tersebut berfungsi sebagai peringatan dini akan adanya tanda tanda tesebut. Bupati memastikan 5 alat deteksi dini berfungsi dengan baik, sehingga bisa membantu warga untuk siaga jika alat tersebut berbunyi, disamping itu EWS juga mampu mendeteksi atau memantau curah hujan.
Disamping itu ia juga mengecek semua kesiapan aparat terkait dan warga.
Ke 5 alat deteksi tersebut adalah Early Warning System (EWS) yang terdiri dari 1 Unit Alat Pengukur Curah Hujan (Rain Gauge) lokasi Depan Balai desa Tempur, 3 unit Ekstensometer, alat pengukur gerakan tanah, berlokasi di Dukuh Kemiren, Pekoso dan dukuh Karangrejo serta 1 alat pengukur gerakan tanah adalah bantuan dari PLTU TJB berlokasi di Dukuh Duplak.
“Jika curah hujan tinggi dan ada pergerakan tanah maka alat itu akan berbunyi hingga masyarakat dapat dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana,” ujar Petinggi Tempur Maryono .
Informasi yang didapat dari Petinggi Tempur Maryono menyatakan sejauh ini Tempur aman kondusif. Namun setiap musim penghujan sering terjadi bencana tanah longsor.Karena itu masyarakat harus waspada.
“ Disamping itu harapan kami sinergitas antara BPBD, Dinsos, DPUPR dan PMI selalu siaga untuk Tempur,” pintanya
Pewarta E John, Editor Radja