LEMBANG, WARTAJAVAINDO.COM – Bertempat di Desa Jaya Giri Lembang Jawa Barat, PN AMK melaksanakan pendampingan kegiatan kelompok tani bidang Industri pengolahan hasil pertanian di pedesaan dengan memberikan bantuan 4 alat semprot dan 2 ekor sapi. Selasa (21/9).
Ketua kelompok Tani Desa Jayagiri Adi mengungkapkan kurangnya pengetahuan dan penyuluhan terhadap petani yang menyebabkan hasil panen kurang maximal, sehingga hasil panen banyak yang terbuang karena hasilnya tidak sesuai permintaan pasar.
“Dengan adanya pendampingan kepada para petani ini diharapkan akan berpengaruh besar pada peningkatan kwalitas produk petani di Desa Jayagiri ini hingga bisa diterima di pasar,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kelompok Tani Hutan (KTH) sayuran gunung putri yang khususnya berada di daerah LMDH Lembah harapan jaya desa Jayagiri Lembang Jawa Barat saat ini butuh bantuan irigasi berupa pipa air sepanjang 6KM untuk memenuhi kebutuhan pengairan pertanian.
“Pipa untuk irigasi sangat dibutuhkan para petani di Gunung Putri untuk pengairan pertanian sayuran mereka,” kata Andi.
Dalam hal ini juga ditanggapi oleh sesepuh Petani yang akrab dipanggil Abah, Dia mengatakan pentingnya pendampingan dari PN AMK untuk peningkatan dan pemberdayaan masyarakat pelaku pertanian.
“Kami sebagi petani komvensional dibukakan wawasan dan ilmu dari pemerintah agar hasil pertanian yang kami lakukan akan lebih maksimal dan bisa memberikan kesejahteraan bagi petani dan warga masyarakat di desa ini,” tutur Abah.
Sementara Ketua Bidang Ketahanan Pangan PN AMK Saipul Bahri menjelaskan bahwa Potensi kekayaaan alam di Jawa Barat sangat melimpah tetapi di perlukan sinergitas antara pemerintah dan masyarakat untuk bersama – sama berperan dalam membangun ketahangan pangan regional.
“Diperlukan peran serta dari pemerintah dan masyarakat agar kemampuan wilayah dalam kebutuhan pangan dapat dikendalikan oleh petani lokal,” imbuh Saipul Bahri.
Terpisah, Rendhika Harsono selaku Ketua Umum PN AMK menyampaikan, ketahanan pangan di Indonesia membutuhkan perhatian khusus, terutama bagaimana peran pemerintah dapat mendengar aspirasi bottom up dari para pelaku tani.
“Membangun jaring mata rantai ketahaman pangan memang tidak mudah, tetapi perlu disiapkan agar petani petani lokal dapat bersaing dan berkompetisi dari serangan produk impor,” pungkas Rendhika. (tim media) editor Raja