JEPARA, WARTAJAVAINDO.COM – BGR Logistics (PT. Bhanda Graha Reksa Persero) kantor pusat Jln. Kali besar timur 5-7 Jakarta. Mengeluarkan besi scrap 24 tronton dari PLTU Tanjung Jati B desa Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Rabu (7/7/2021).
BGR Logistic dengan Nota Kesepahaman : 0042.MoU/REN. 05.01/DIRUT/2016 Tentang Kegiatan Pengangkutan, Logistik dan Pergudangan. Bekerja sama Penjualan dan Pengangkutan dengan PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B Jepara.
Kegiatan Penghapusan Aset berupa Limbah Non B3/sampah. Barang Material Aktiva Tetap Tidak Beroperasi (ATTB) aset milik PT. PLN (persero) UIKTJB Jepara.
Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeluaran awal mulai tanggal 21/3/2021 ada beberapa puluh tronton. Pada hari rabu, 7/7/2021 pukul 16.00 wib. Sebanyak 24 (dua puluh empat) truck tronton bermuatan scrap di kawal ketat tim gabungan, dari Polres Jepara, Polsek Bangsri, Polsek Kembang dan Kodim 0719 Jepara.
BGR Logistics pada tanggal 26/2/2021 melaksanakan Sosialisasi ke desa desa penyangga PLTU TJB, Desa Tubanan, Kaliaman, Bondo, Kancilan, Wedelan dan Kedungleper dengan menyalurkan bantuan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Saat itu masyarakat desa Tubanan tidak mau menerima dana CSR tersebut.
Pada pengeluaran hari rabu 7/7/2021 BGR Logistik tidak ada komunikasi dengan pihak desa desa penyangga, tentang kelanjutan dana bantuan CSR. ” Apakah PT. BGR sengaja melupakan atau sengaja abaikan kewajiban? ” kata SP (aktifis)
Hadi Wahyono sebagai Pj Petinggi Kaliaman, saat di konfirmasi awak media mengatakan,
“kami perangkat desa, harus mempertanggung jawabkan kepada masyarakat. Untuk itu kami menghubungi BGR, kenapa tidak memberikan lagi dana CSR untuk masyarakat desa kaliaman sebagai Ring Satu” ujar yono.
Hal senada di sampaikan Petinggi desa wedelan, bahwa desa wedelan tidak lagi menerima dana CSR dari PT BGR.
Begitu juga Suroso salah satu tokoh pemuda desa wedelan, sependapat,
“scrap yang dikeluarkan sekarang tidak ada penjelasan oleh BGR. Hal ini tidak bisa dibiarkan. Karena akan menimbulkan penghadangan dan kegaduhan. Akhirnya kami tim desa wedelan menghubungi pihak BGR” ujar suroso.
“Pihak BGR dinilai semena mena dan merubah tradisi. Kami tim lapangan, ada LSM, Ormas, Lembaga, selama ini selalu mengkondisikan situasi kondusif”. Imbuh suroso.
Tim lintas media menghubungi tokoh pemuda sekuping Harto warga dukuh Sekuping Rt 01/Rw 07 Tubanan,
“BGR sulit di hubungi, dan sudah melakukan penyimpangan, dengan tidak memberikan CSR pada warga desa penyangga. Selama ini bila scrap keluar kami warga pasti diberi konpensasi oleh pengurus atau pembeli scrap. Hal ini memancing situasi tidak kondusif. Karena, warga masyarakat desa penyangga bersatu bisa turun jalan seperti dulu pernah terjadi” kata harto.
“Sudah seharusnya BGR kooperatif. Saling kerja sama dengan masyarakat desa penyangga, bukan asal menggunakan fasilitas jalan di wilayah masing masing desa tersebut tanpa menjalin komunikasi dengan masyarakat setempat “. Pungkasnya.
Pewarta E John, Editor Raja