Tempat Wisata Lokasi Favorit Jama’ah Islamiyah (JI) Mengkader Calon Teroris, Ini Alasannya….

0 0
Read Time:1 Minute, 53 Second

SEMARANG, WARTA  JAVAINDO.COM : Tempat wisata dan daerah pegunungan adalah lokasi paling banyak diminati untuk tempat pelatihan teroris. Hal ini diungkapkan mantan napi teroris Bom Bali I dan anggota Jamaah Islamiyah Mahmudi Hariyono.

Mahmudi mengatakan secara sederhana jika memiliki lahan luas maka tempat latihan dibuat standar militer. Namun jika serba terbatas maka tempat latihan memanfaatkan fasilitas yang ada.

“Jadi ya serba terbatas, mereka mau teriak juga tidak maksimal. Jadi ada poin-poin yang masih terbatas jika dilakukan di ruangan,”jelas mantan napi terorisme yang sekarang menjadi ketua Persadani, Senin (28/12/2020).




Menurutnya, tidak hanya Bandungan saja dijadikan tempat latihan oleh Jama’ah Islamiyah (JI). Tempat-tempat pegunungan juga disenangi JI untuk berlatih karena lokasinya yang aman.

“Kalau di tempat wisata tidak mungkin pengamanannya bisa detail biasanya yang diincar kejahatan Narkoba. Tapi kalau terorisme lebih aman di tempat-tempat tersebut,”terangnya.

Dikatakannya, ada dua versi latihan terorisme yakni versi di hutan dan perkotaan. Kalau di hutan versi latihannya militer, namun kalau di kota hanya penyesuaian materi yang dengan lingkungan.

“Kalau yang di kota diajarkan antisipasi penggerebekan. Jadi tempat yang digunakan di latihan di daerah pegunungan. Biar dianggapnya seperti wisata biasa,”tutur dia.

Saat Liburan

Selain itu, kata dia, JI biasanya melakukan latihan di masa liburan. Jika dilakukan pada hari biasa sangat riskan diketahui oleh kepolisian.

DIGEMBLENG ; Calon Anggota  saat digembleng fisik oleh instruktur JI.

“Jadi kalau latihan pas momen tertentu saja seperti saat week end. Kalau hari biasa sangat riskan jika berkumpul,”tutur dia.

Dikatakannya, JI saat ini tidak sebesar dulu. Rata-rata anggota JI saat ini adalah amatir. “Kalau dulu kekuatan JI SE Asia Tenggara sekarang JI telah mulai mengecil. Sekarang subtansi JI adalah penerus perjuangan dan orang-orang yang dipakai adalah orang yang bisa dikoordinir,”ujar dia.

Rata-rata, kata dia, anggota JI baru yang direkrut adalah mahasiswa. Setelah itu mereka diseleksi lagi untuk dikirim ke Suriah maupun ke Filipina.




“Mereka diseleksi skillnya dan ketahanan fisiknya,”tuturnya.

Ia menuturkan pelatihan awal diberikan secara berjenjang dimulai dari pelatihan menghindari penggerebekan, dan bertahan interogasi. Pada pelatihan itu juga disisipi materi bongkar pasang senjata.

“Tidak hanya itu subtansi militernya juga ada misal disuruh push Up, lari keliling ruangan,”tukasnya.

Pewarta : Ton, Editor : Bangsar

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *