Warga Dimoro Toroh Bergotongroyong Adakan Gropyokan Hama Tikus

0 0
Read Time:2 Minute, 3 Second

GROBOGAN-wartajavaindo.com – Musuh bebuyutan petani yang satu ini yaitu binatang pengerat yang benar-benar membuat petani kelimpungan saat musim tanam tiba. Serangan hama tikus (bak Kus, kebiasaan para petani memanggilnya) dimalam hari terhadap terutama di persemaian padi sangatlah memprihatinkan.

Betapa tidak, dimana benih padi yang baru saja ditebar oleh petani di persemaian, namun pada pagi hari nya sudah berserakan karena diserang tikus. Upaya pembasmian maupun gropyokan sudah sering dilakukan, namun kegiatannya terkesan personal, artinya tidak secara serentak bersama-sama.

Disamping itu juga saat tanaman padi maupun jagung sesudah berumur satu bulan, selalu diamuk oleh bak Kus, dan sisa-sisa tanaman dari hama tikus tampak sangat memprihatinkan pada setiap musim tanam nya.

Inilah dasar pemikiran awal yang membuat Pemerintah Desa Dimoro Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan mengambil langkah terhadap seluruh Klotan dan Gapoktan untuk melakukan “Lomba Gerakan Pengendalian Tikus”.

Yang menjadi rujukan kegiatan sosial ini adalah Surat Edaran dari Sekretariat Daerah Grobogan Nomor : 005/3488/2022.
Adapun pelaksanaan kegiatan tersebut dimulai sejak tanggal 3 sampai dengan tanggal 31 Oktober 2022 dan bisa diperpanjang bila target tangkap tikus sebanyak 250.000 ekor tikus belum tercapai.

Seperti halnya yang dilakukan warga tani yang tergabung dalam klotan ” Margo Mulyo” dan Gapoktan “Ngupoyo Bogo” dusun Kuwojo Desa Dimoro Kec. Toroh Grobogan ini. Mereka melakukan gerakan gropyok tikus di areal persawahannya seluas 85 hektar pada Sabtu (8/10)22) dimulai jam 6.15 hingga 10.10 WIB.

Hasil tangkapan hari tersebut, warga tani berhasil menangkap 171 ekor tikus dengan cara menggunakan 3 alat oprong ( alat pengasapan).

Dengan metode oprong yaitu dinama didalamnya diberi jerami kering kemudian diberikan belerang dan diarahkan ke lubang tikus di areal sawah. Ketika oprong diputar maka keluarlah asap belerang tersebut. Tak lama kemudian petani mendapati tikus yang pada lemas kemudian petani tinggal mengambilnya.

Lalu tikus tikus yang berhasil ditangkap tersebut diserahkan ke Panitia Kecamatan untuk diganti uang seribu rupiah per ekor. Tidak hanya itu bagi yang berhasil menangkap tikus paling banyak, Panitia menyediakan hadiah berupa uang dan piagam penghargaan. Juara 1, 2 dan 3 mendapatkan uang masing masing juara Rp 5 juta, Rp 4 juta dan Rp 3 juta, sedangkan juara Harapan 1, 2 dan 3 sebesar Rp 2 juta, Rp 1,5 juta dan Rp 1 juta.

Kepala Dusun Kuwojo Dimoro, Ngali kepada wartajavaindo.com mengaku senang dengan kegiatan seperti ini yang dilombakan antar dusun sebab warga sangat bersemangat untuk memberantas hama tikus, sehingga dia berharap dengan tidak ada nya hama tikus itu, hasil produksi padi bisa maksimal. (Ram)

Editor Raja.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *