KUDUS, WARTA JAVAINDO, 13/9/2023, Tiga desa di Kudus menjerit menangis karena selama 5 tahun(2018-2023) selalu gagal panen.
Ketiga desa tersebut yaitu Berugenjang, Wonosoco, Lambangan, kecamatan Undaan, kabupaten Kudus, Jawa Tengah diakibatkan banjir luapan Sungai JU 3 DA mengalami pendangkalan, mengakibatkan 300 Ha puso menjadi lahan tidur ,Rabu (13/9).
Dari investigasi awak media Moh Rifa’i RT 1,RW 1, mengatakan, sungai mengalami pendangkalan sedimentasi sebab sudah puluhan tahun tidak pernah ada pengerukan (normalisasi) sungai sama sekali, terpaksa kumpulan para petani yang punya lahan 90 bau pun sepakat menarik swadaya murni iuran petani.
“Sewa excavator para petani membiayai Rp50,000,000”,terangnya,
Di tempat yang sama pula Ngadimin mengatakan pada awak media, bahwa benar ada (90 bau) per 1 bau 8000 m persegi, kami yang punya lahan sawah perbau iuran Rp,300,000, untuk membayar biaya sewa excavator pengerukan sejauh 2,5 km, harapnya supaya ketika ada banjir tidak meluap kesawah dan musim kemarau pun bisa tanam.
Para petani sebenarnya menagih janjii dinas PU PR yang sudah datang di lokasi pada tahun 2021 berjanji ingin membantu normalisasi sungai tersebut tapi hanya janji tidak terbukti.
Hal Senada pun dikatakan 3 orang ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Karis Yanto, desa Lambangan RT 1 , RW 2, Rukan desa Berugenjang RT 2, RW 2, Sutris manto desa Wonosoco RT 7, RW 2,
“kami sudah sangat menjerit, kemiskinan, kelaparan semua serba sulit seperti pupuk, solar, obat hama, sangat mengaharap bantuan normalisasi dari pemerintah terkait, supaya bisa tanam padi sampai panen”, imbuhnya.
“Surat sudah saya layangkan ke Kepala Dinas PUPR kabupaten Kudus, permohonan normalisasi sungai JU 3 DA tertanggal 8 Juni 2023 tapi belum ada tindakan nyata”, kata Kiswo.
Dari penemuan tim media dilapangan yang mendatangi kantor PUPR untuk menemui kepala dinas PUPR Kudus Arif B S,ST, untuk mengklarifikasi hal tersebut tapi kami dari beberapa media ditolak tidak mau menemui.(Sgg)