110 Hektar Lahan Sawah Warga Siap Panen Terendam Banjir

0 0
Read Time:2 Minute, 5 Second

DEMAK, wartajavaindo.com

Banjir melanda di Desa Ketanjung Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak sejak akhir tahun lalu (31/12/2022) telah merendam sawah warga yang siap panen. Setidaknya ada sekitar 110 Hektar lahan warga yang siap panen terendam air banjir.

Kepala Desa Ketanjung, Siti Setiawati, menyampaikan banjir sudah terjadi sejak hari Sabtu lalu (akhir tahun 2022) sampai hari ini, bahkan debit air setiap harinya kian bertambah. Hari ini sudah memasuki hari kelima. Banjir merendam perkampungan di 3 RW dan 13 RT, ketinggian air bervariasi antara 30 cm sampai 50 cm dan yang tertinggi ada di RW 1.

Banjir ini terulang setelah tahun 2021 lalu. Desa Ketanjung itu meskipun secara administrasi masuk wilayah Kabupaten Demak, akan tetapi secara geografis seolah letaknya berada di Kabupaten Kudus (Terbelah Sungai Wulan) yang berbatasan langsung dengan Desa Jati Wetan, Tanjungkarang dan Jetiskapuan Jati Kudus, juga berbatasan dengan Desa Ngemplak, Wates dan Undaan Lor Undaan Kudus, lanjutnya.

Keenam desa tersebut terkena banjir terlebih dulu, banjir berasal dari air hujan dan air kiriman dari sungai Pemali-Juana Pati. Jadi kalau keenam desa tersebut banjir, desa kami pasti terkena dampaknya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, akibat dari banjir ini warga kami yang beraktifitas sebagai petani mengalami kerugian karena padi yang berada di sawah itu sudah siap untuk dipanen. Ada sekitar 110 Hektar (Ha) lahan padi siap panen yang terendam banjir, kerugian ditaksir sekitar 3,5 Milyar. Saya selaku Kepala Desa hanya bisa memberikan semangat karena ini merupakan musibah yang harus diterima bersama, semoga Allah SWT menggantinya dengan yang lebih baik, harapnya.

Desa kami bisa dikatakan sebagai desa yang berada di pelosok, karena diapit oleh enam desa di Kabupaten Kudus. Saat banjir seperti ini desa kami terisolir karena akses jalan yang dilewati untuk menuju keluar desa maupun ke Kecamatan dan Kabupaten Demak atau Kudus sudah terendam air yaitu tepatnya di Desa Jetiskapuan, Tanjungkarang dan Jati Wetan Jati Kudus.

Aktifitas warga kami itu rata-rata berada di Kudus dan berprofesi sebagai buruh atau karyawan di PT Djarum, PT Pura Barutama, PT Nojorono dan yang lainnya, yang sekolah menengah pun di Kudus juga. Dengan adanya banjir ini mereka harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menjalani aktifitasnya karena harus menerjang banjir di beberapa titik sebelum sampai ke tempat kerja.

“Ini memang sudah menjadi konsekuensi bagi kami yang hidup berada di wilayah perbatasan dan sering banjir seperti ini, akan tetapi kami berharap kepada pemerintah untuk bisa segera mencarikan solusi agar desa kami dan tetangga desa yang sering terkena banjir tersebut di kemudian hari tidak terjadi banjir lagi”,  tutupnya. (Rohmd)

 

Raja

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *